Hitstat

11 September 2015

Ibrani - Minggu 16 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 7:13-14; 1 Ptr. 2:9; Zak. 6:13


Kristus yang di surga yang dapat kita alami secara subyektif dalam roh kita, terutama adalah Imam Besar. Inti Surat Ibrani ialah Kristus yang surgawi, sedangkan butir utama dari Kristus yang surgawi adalah Ia sebagai Imam Besar. Butir utama di sini bukan Kristus sebagai Juruselamat atau Penebus, melainkan Kristus yang surgawi menjadi Imam Besar. Itulah sebabnya Surat Ibrani terutama membahas masalah imamat Kristus. Camkanlah keterangan ini : pokok Surat Ibrani ialah Kristus yang surgawi, sedang butir utama dari Kristus yang surgawi ialah bahwa Dia adalah Imam Besar. Surat Ibrani terutama membahas masalah imamat Kristus.

Siapakah kita ini? Kita bukan lagi orang dosa yang kasihan, melainkan pejuang-pejuang yang menang. Ketika Melkisedek menyambut Abraham, Abraham bukanlah seorang dosa yang kasihan, yang memohon kepadanya, "Oh, Imam Besar Melkisedek, kasihanilah aku! Aku penuh dengan dosa. Bereskanlah dosa-dosaku. Keadaanku sungguh kasihan. Persembahkanlah kurban sebanyak-banyaknya kepada Allah karena dosaku!" Saat itu keadaan Abraham tidak demikian. Ketika Melkisedek datang kepadanya, Abraham adalah seorang pemenang, pejuang, dan pembunuh musuh. Ia baru saja mengalahkan Kedorlaomer serta raja-raja lainnya (Kej. 14:17). Abraham adalah seorang pejuang yang menang yang kembali dengan membawa banyak jarahan. Siapakah Anda? Seorang dosa yang kasihan, atau pejuang yang menang? Saya berkata dengan gembira bahwa dalam hidup gereja, kita bukanlah orang-orang dosa yang kasihan, melainkan pejuang-pejuang yang menang!

Bukan main girangnya bila pada malam hari sebelum kita tidur, Melkisedek datang menyuplaikan roti dan anggur kepada kita, sebab sehari suntuk kita telah membunuh banyak Kedorlaomer! Kita harus sepanjang hari membunuh Kedorlaomer, yaitu agama dan segala hal negatif lainnya. Kalau pada siang hari kita membunuh musuh-musuh, maka tiap malam kita akan memperoleh jarahan. Saat itu Melkisedek kita akan datang dan berkata, "Oh, engkau sudah menang lagi. Apakah engkau letih? Inilah roti dan anggur, yaitu Allah yang telah melalui proses untuk kaunikmati." Inilah ministri imam Allah yang Mahatinggi. Kedatangannya bukan untuk mempersembahkan kurban bagi orang dosa yang kasihan, melainkan menyuplaikan Allah kepada pejuang-pejuang yang menang. Pernahkah Anda nampak Imam Besar yang sedemikian sebelumnya? Saya sendiri tidak pernah nampak ketika saya masih berada dalam agama di masa lampau.

Melkisedek juga raja Salem, yang berarti raja damai. Hal ini juga menunjukkan bahwa Kristus adalah Raja damai (Yes. 9:5). Sebagai Raja damai dan melalui kebenaran, Kristus telah membawakan damai di antara Allah dengan manusia. Dalam damai Ia dapat melaksanakan ministri imamat-Nya, menyuplaikan Allah kepada kita sebagai kenikmatan kita.

Kristus adalah Imam Besar, tetapi status-Nya ialah raja. Ketika Ia bertugas sebagai Imam, Ia pun merangkap sebagai Raja. Dia adalah Raja yang menjadi Imam, karena itu, imamat-Nya adalah imamat yang rajani (1 Ptr. 2:9). Bagi pembangunan dan kemuliaan Allah, Ia telah merangkap jabatan raja dan imam di atas diri-Nya sendiri (Za. 6:13). Sebagai Raja, Kristus telah memelihara suasana damai melalui kebenaran, dan suasana damai ini sangat diperlukan bagi pembangunan Allah, sebab rumah Allah dibangun da­lam suasana damai. Sebagai Imam, Kristus menyuplaikan segala yang diperlukan dalam pembangunan Allah. Demikian, kemuliaan-Nya dinyatakan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 32

No comments: