Hitstat

21 September 2015

Ibrani - Minggu 18 Senin



Pembacaan Alkitab: Rm. 8:30; Ibr. 7:25


Saya ingin membicarakan lebih lanjut tentang perbandingan antara Surat Ibrani dengan Surat Roma. Dosa dan maut telah disinggung dalam Roma 5 dan 8. Roma 8:2 mengatakan bahwa di dalam, Kristus Yesus, hukum Roh hayat telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut. Roma 8:3 mengatakan bahwa Allah telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, dan Roma 8:6 mengatakan bahwa pikiran yang ditaruh di atas daging adalah maut. Ketika kita tiba pada pertengahan dan akhir Roma 8, dosa dan maut tidak lagi disinggung, yang disinggung ialah keluh kesah, kesiaan-siaan, kebejatan, dan perhambaan; kesemuanya itu merupakan produk sampingan maut. Menang atas dosa dan maut adalah satu hal, sedang pembasmian terhadap setiap produk sampingan maut adalah hal lain, yang juga merupakan hal yang sangat penting.

Dari Roma 3-8 kita nampak adanya tiga langkah dalam keselamatan menurut ekonomi Allah : pembenaran, pengudusan, dan pemuliaan. Pembenaran berkaitan dengan kebenaran (keadilan) Allah, pengudusan berkaitan dengan kekudusan Allah, dan pemuliaan berkaitan dengan kemuliaan Allah. Kebenaran, kekudusan, dan kemuliaan Allah, semua mempunyai tuntutan terhadap kita. Maka bila kita ingin beroleh selamat secara menyeluruh dan sempurna, kita perlu memenuhi ketiga tuntutan Allah tersebut. Pembenaran Allah memenuhi tuntutan kebenaran-Nya, pengudusan Allah memenuhl tuntutan kekudusan-Nya, dan pemuliaan Allah memenuhi tuntutan kemuliaan-Nya.

Keselamatan yang sesuai dengan ekonomi Allah tidak hanya membenarkan dan menguduskan kita, tetapi juga memuliakan kita. Seperti telah kita tunjukkan dalam berita yang lalu, dimuliakan berarti seluruh diri kita dijenuhi dengan imamat ilahi Kristus. Bila seluruh diri kita telah dijenuhi dan dipenuhi imamat ilahi-Nya, itulah pemuliaan kita, yaitu tahap terakhir keselamatan Allah. Pada saat itu kita akan menikmati hak keputraan dengan sepenuhnya, yang rampung dengan penebusan tubuh kita (Rm. 8:23). Pemuliaan bukan menyelamatkan kita dari dosa atau maut, melainkan dari produk sampingan maut: keluh kesah, kesiaan-siaan, kebejatan, perhambaan, dan kerusakan. Produk sampingan maut itu membuat kita perlu diselamatkan dengan sempurna, dan Kristus sanggup melakukannya. Keselamatan yang sempurna tidak hanya menyelamatkan kita dari dosa dan maut, bahkan mengikis dan menelan semua produk sampingan maut. Bila semua produk sampingan maut telah tertelan habis, itulah saatnya anak-anak Allah dinyatakan dalam kemuliaan (Rm. 8:19). Saat itu tidak saja anak-anak Allah, tetapi seluruh makhluk ciptaan akan dibebaskan dari perbudakan kebinasaan dan kesiaan-kesiaan, masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan (Rm. 8:21). Setelah kita diselamatkan dengan sempurna seperti ini, kita akan dibawa ke dalam kesempurnaan. Inilah makna pemuliaan yang sebenarnya.

Roma 8:30 mengatakan, "Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Mereka yang dipanggil-Nya mereka itu juga dibenarkan-Nya. Mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya." Dari ayat ini kita nampak bahwa pemuliaan merupakan akhir keselamatan. Pemuliaan ini adalah definisi Ibrani 7:25, yang mengatakan bahwa Kristus sanggup menyelamatkan kita dengan sempurna. Jadi, diselamatkan dengan sempurna ialah dimuliakan, dan dimuliakan berarti diselamatkan dari semua produk sampingan maut. Pada masa pemuliaan, setiap keluh kesah, perbudakan, kekangan, kesia-siaan, kebejatan, atau kerusakan sudah tidak ada lagi. Siapakah yang sedang melakukan usaha keselamatan yang sempurna ini? Melkisedek kita, Imam Besar yang rajani dan ilahi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 35

No comments: