Hitstat

06 December 2017

Matius - Minggu 10 Rabu

Pembacaan Alkitab: Rm. 8:4
Doa baca: Rm. 8:4
Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.


Setelah mendengar berita ini, Anda mungkin mengatakan bahwa Anda tidak dapat melakukannya. Sangatlah baik bila kita berkata bahwa kita tidak dapat melakukannya, sebab dengan demikian berarti kita sadar betapa kita memerlukan Kristus, yang telah menggantikan kita, untuk masuk ke dalam kita dalam kebangkitan menjadi hayat kita. Peringatan Tuhan dalam Matius 5 harus memaksa kita tinggal bersama Kristus. Kita harus menempuh kehidupan sehari-hari dengan takut dan gentar. Kita perlu berkata, “Aku harus menghampiri Kristus yang telah bangkit. Aku harus bekerja sama dengan Dia. Aku harus percaya kepada-Nya dan bersandar kepada-Nya. Karena standar moralitas Kerajaan Surga lebih tinggi bagiku untuk melakukannya, aku harus tetap bersama dengan Tuhan. Jika aku marah-marah terhadap saudaraku, aku berkemungkinan dibakar dalam api. Betapa seriusnya hal ini!”

Pengertian dibakar oleh api ini terdapat dalam 1 Korintus 3 dan Ibrani 6. 1 Korintus 3:15 mengatakan, “Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian; ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” Sekalipun orang demikian akan diselamatkan, namun ia akan diselamatkan seperti dari dalam api. Ibrani 6:7-8 mengatakan, “Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya dan menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; tetapi jikalau menghasilkan semak duri dan rumput duri, tanah itu tidak berguna dan sudah dekat pada kutuk yang berakhir dengan pembakaran.” Di sini kaum beriman diumpamakan seperti tanah yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang menerima berkat Allah atau menghasilkan semak duri dan rumput duri yang akan dibakar. Betapa dahsyat melewati pembakaran yang sedemikian! Lagi pula, dalam Wahyu 2:11 dikatakan bahwa orang Kristen yang kalah/gagal akan menderita di dalam kematian yang kedua, lautan api (Why. 20:15). Menderita dalam kematian yang kedua ialah terjamah oleh lautan api. Tentu saja kita tidak mau terjamah oleh api ini.

Kita harus sangat jelas tentang fakta bahwa pada hakikatnya kita tidak memelihara hukum Taurat, tetapi kita berperilaku menurut roh. Roma 8:4 mengatakan bahwa jika kita berperilaku menurut roh, dengan spontan kita menggenapkan semua kebenaran tuntutan hukum Taurat. Kita bukan berusaha memelihara hukum Taurat, sebab semakin kita mencoba menaatinya semakin kita melanggarnya. Ini diwahyukan dan dicatat sepenuhnya dalam Roma 7. Hari ini kita tidak di bawah hukum Taurat atau peraturan untuk menaati hukum Taurat. Kita bebas dari hukum Taurat, dan kini kita berperilaku menurut roh. Di dalam roh terdapat Raja, Kristus, yang adalah hayat kebangkitan kita. Ketika kita berperilaku menurut roh, kita menggenapkan tuntutan hukum Taurat tertinggi.

Saya percaya bahwa kini kita sudah mengerti jelas tentang hukum Taurat. Kita dapat memberi tahu orang bahwa prinsip hukum Taurat telah berlalu, tetapi perintah hukum Taurat itu masih tetap ada dan telah ditingkatkan. Sekalipun kita tidak dapat memenuhi standar tuntutan yang lebih tinggi ini, namun kita memiliki hayat kebangkitan dalam roh kita. Karena itu kita tidak perlu memelihara hukum Taurat dalam arti berjuang sendiri, melainkan kita harus berperilaku menurut roh. Ketika kita berperilaku menurut roh, spontan kita mengenapkan semua tuntutan hukum Taurat dan mempunyai standar moral tertinggi. Inilah kesaksian Yesus, kesaksian gereja. Inilah kehidupan gereja yang wajar, realitas Kerajaan Surga.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 18

No comments: