Pembacaan Alkitab: Mat. 6:19-34
Doa baca: Mat. 6:25
Karena itu, Aku berkata kepadamu:
Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau
minum, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu
lebih penting daripada pakaian?
Dalam ayat 19-20 Raja mengumumkan bahwa umat
kerajaan tidak boleh mengumpulkan harta bagi diri mereka sendiri, melainkan
mengumpulkan harta di surga. Mengumpulkan harta di surga ialah memberi benda
materi kepada orang miskin (Mat. 19:21), memperhatikan orang kudus yang
kekurangan (Kis. 2:45; 4:34-35; 11:29; Rm. 15:25), dan hamba-hamba Tuhan (Flp.
4:16-17). Umat kerajaan harus mengirim harta mereka ke surga, sehingga hati mereka juga berada di surga.
Sebelum mereka pergi ke sana, harta dan hati mereka harus terlebih dulu pergi
ke sana.
Kedua mata kita hanya dapat berfokus pada satu
benda pada satu saat. Jika kita berusaha melihat dua hal sekaligus, penglihatan
kita akan kabur. Jika kita memfokuskan mata kita pada satu hal, penglihatan
kita akan tulus dan seluruh tubuh kita akan penuh dengan terang. Jika kita
mengumpulkan harta kita di surga dan di bumi, penglihatan rohani kita akan
kabur. Agar penglihatan kita tulus, kita harus menyimpan harta kita di satu
tempat saja. Memandang dua benda pada saat yang
sama, tidak berfokus pada satu benda, berarti membuat mata kita jahat (lihat
Mat. 20:15; Ul. 15:9; Ams. 28:22). Jika hati kita terpaut pada harta yang dikumpulkan
di bumi, terang yang ada di dalam kita akan menjadi gelap, dan kegelapan itu
akan menjadi sangat gelap.
Dalam ayat 25 Tuhan memberi tahu kita jangan mengkhawatirkan hidup kita. Hidup
kita lebih penting daripada makanan dan tubuh kita lebih penting daripada
pakaian. Hidup dan tubuh kita itu ada karena Allah, bukan karena kekhawatiran
kita. Karena Allah menciptakan kita dengan hidup dan tubuh, Dia pasti akan
memperhatikan keperluan hidup dan tubuh kita. Umat kerajaan tidak perlu
khawatir tentang hal ini. Secara
permukaan, kelihatannya dalam bagian ini, Tuhan berbicara tentang harta benda
umat kerajaan. Pada faktanya, Dia menyinggung tentang kekhawatiran. Tuhan penuh
hikmat. Setelah Dia menjamah temperamen kita, nafsu daging, manusia alamiah,
ego, dan daging kita, Ia lalu menjamah kekhawatiran kita. Dalam ayat-ayat ini,
kata “khawatir” dipakai tujuh kali, (ayat 25, 27, 28, 31, 34). Boleh jadi Tuhan
juga menjamah hati kita, sebab di mana harta kita, di situlah juga hati kita.
Namun, hati kita tidak hanya terpaut pada harta, bahkan pada banyak perkara
lain.
Konstitusi Kerajaan Surga terbentuk dari hayat
dan sifat Bapa. Tidak seorang pun dapat menggenapkan tuntutan Kerajaan Surga
tanpa adanya hayat dan sifat Bapa. Konstitusi
yang diberikan oleh Tuhan Yesus di atas gunung adalah untuk anak-anak Allah,
yang didasarkan pada hayat dan sifat Bapa. Dan ayat dalam pasal 5 menunjukkan
fakta ini (ay. 9, 48).
Dalam hayat ilahi dan sifat ilahi tidak
terdapat kekhawatiran. Kekhawatiran bukan dari hayat ilahi, melainkan dari
hayat manusia, sama seperti menyalak berasal dari hayat anjing bukan dari hayat
burung. Hayat manusia adalah hayat kekhawatiran, sedangkan hayat Allah ialah
hayat kenikmatan, perhentian, penghiburan, dan kepuasan. Bagi Allah,
kekhawatiran ialah istilah asing. Pada Dia tidak ada hal semacam kekhawatiran.
Meskipun Allah mempunyai banyak kedambaan, tetapi Ia tidak mempunyai
kekhawatiran. Sebaliknya hayat insani kita, sebetulnya terdiri dan tersusun
dengan kekhawatiran.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 22
No comments:
Post a Comment