Hitstat

18 December 2017

Matius - Minggu 12 Senin

Pembacaan Alkitab: Mat. 6:19-34
Doa baca: Mat. 6:25
Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?


Dalam ayat 19-20 Raja mengumumkan bahwa umat kerajaan tidak boleh mengumpulkan harta bagi diri mereka sendiri, melainkan mengumpulkan harta di surga. Mengumpulkan harta di surga ialah memberi benda materi kepada orang miskin (Mat. 19:21), memperhatikan orang kudus yang kekurangan (Kis. 2:45; 4:34-35; 11:29; Rm. 15:25), dan hamba-hamba Tuhan (Flp. 4:16-17). Umat kerajaan harus mengirim harta mereka ke surga, sehingga hati mereka juga berada di surga. Sebelum mereka pergi ke sana, harta dan hati mereka harus terlebih dulu pergi ke sana.

Kedua mata kita hanya dapat berfokus pada satu benda pada satu saat. Jika kita berusaha melihat dua hal sekaligus, penglihatan kita akan kabur. Jika kita memfokuskan mata kita pada satu hal, penglihatan kita akan tulus dan seluruh tubuh kita akan penuh dengan terang. Jika kita mengumpulkan harta kita di surga dan di bumi, penglihatan rohani kita akan kabur. Agar penglihatan kita tulus, kita harus menyimpan harta kita di satu tempat saja. Memandang dua benda pada saat yang sama, tidak berfokus pada satu benda, berarti membuat mata kita jahat (lihat Mat. 20:15; Ul. 15:9; Ams. 28:22). Jika hati kita terpaut pada harta yang dikumpulkan di bumi, terang yang ada di dalam kita akan menjadi gelap, dan kegelapan itu akan menjadi sangat gelap.

Dalam ayat 25 Tuhan memberi tahu kita jangan mengkhawatirkan hidup kita. Hidup kita lebih penting daripada makanan dan tubuh kita lebih penting daripada pakaian. Hidup dan tubuh kita itu ada karena Allah, bukan karena kekhawatiran kita. Karena Allah menciptakan kita dengan hidup dan tubuh, Dia pasti akan memperhatikan keperluan hidup dan tubuh kita. Umat kerajaan tidak perlu khawatir tentang hal ini. Secara permukaan, kelihatannya dalam bagian ini, Tuhan berbicara tentang harta benda umat kerajaan. Pada faktanya, Dia menyinggung tentang kekhawatiran. Tuhan penuh hikmat. Setelah Dia menjamah temperamen kita, nafsu daging, manusia alamiah, ego, dan daging kita, Ia lalu menjamah kekhawatiran kita. Dalam ayat-ayat ini, kata “khawatir” dipakai tujuh kali, (ayat 25, 27, 28, 31, 34). Boleh jadi Tuhan juga menjamah hati kita, sebab di mana harta kita, di situlah juga hati kita. Namun, hati kita tidak hanya terpaut pada harta, bahkan pada banyak perkara lain.

Konstitusi Kerajaan Surga terbentuk dari hayat dan sifat Bapa. Tidak seorang pun dapat menggenapkan tuntutan Kerajaan Surga tanpa adanya hayat dan sifat Bapa. Konstitusi yang diberikan oleh Tuhan Yesus di atas gunung adalah untuk anak-anak Allah, yang didasarkan pada hayat dan sifat Bapa. Dan ayat dalam pasal 5 menunjukkan fakta ini (ay. 9, 48).

Dalam hayat ilahi dan sifat ilahi tidak terdapat kekhawatiran. Kekhawatiran bukan dari hayat ilahi, melainkan dari hayat manusia, sama seperti menyalak berasal dari hayat anjing bukan dari hayat burung. Hayat manusia adalah hayat kekhawatiran, sedangkan hayat Allah ialah hayat kenikmatan, perhentian, penghiburan, dan kepuasan. Bagi Allah, kekhawatiran ialah istilah asing. Pada Dia tidak ada hal semacam kekhawatiran. Meskipun Allah mempunyai banyak kedambaan, tetapi Ia tidak mempunyai kekhawatiran. Sebaliknya hayat insani kita, sebetulnya terdiri dan tersusun dengan kekhawatiran.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 22

No comments: