Pembacaan Alkitab: Mat. 7:3-6
Doa baca: Mat. 7:6
Jangan kamu memberikan barang yang kudus
kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan
diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.
Sebagai umat kerajaan, yang hidup di dalam roh
yang rendah hati di bawah pemerintahan surgawi kerajaan, kita harus mengetahui
(memikirkan) balok di mata kita sendiri, ketika kita melihat serpihan kayu di
mata saudara kita (ay. 3). Serpihan
kayu di mata saudara kita seharusnya mengingatkan kita kepada balok di mata
kita sendiri. Asalkan balok mata itu masih berada di
mata kita, pandangan kita kabur dan kita tidak akan nampak jelas. Dalam hal
menunjukkan kesalahan saudara, kita harus menyadari bahwa kita mempunyai
kesalahan yang lebih besar.
Kesalahan saudara kita diibaratkan seperti serpihan dan kesalahan kita seperti
balok. Jadi, sekali lagi saya katakan, maksud Tuhan ialah agar kita
memperhatikan orang lain. Setiap kali Anda mencoba menunjukkan kesalahan
seseorang, Anda mungkin hanya memperhatikan kesalahannya, namun tidak
memperhatikan orangnya. Jika Anda menjadikan kesalahan orang lain sebesar
balok, itu menunjukkan bahwa Anda hanya memperhatikan kesalahannya, bukan
memperhatikan orangnya. Jika Anda memperhatikan saudara, Anda tidak akan hanya
memperhatikan kesalahannya, sebaliknya Anda akan mengatakan, “Kesalahannya
hanyalah serpihan kayu jika dibandingkan dengan kesalahanku yang sebesar balok.
Karena itu aku senang melupakan kesalahannya.”
Matius 7:6 juga bersangkutan dengan hal
memperhatikan orang lain. Sering kali ketika Anda nampak sesuatu kebenaran,
doktrin, atau terang, Anda memberi tahu orang lain tanpa mengindahkan apakah
mereka itu “anjing”, “domba”, atau “serigala”. Anda hanya memperhatikan
perasaan senang Anda. Anda mungkin mengatakan, “Oh, aku telah nampak terang
mengenai hidup gereja! Gereja adalah mulia dan ajaib!” Dalam kegirangan Anda,
mungkin Anda membagikan nikmat ini kepada orang yang tidak layak menerimanya.
Inilah arti memberikan barang yang kudus kepada anjing. Jika Anda hendak
memberikan sesuatu yang kudus kepada orang lain, Anda harus memikirkan orang
tersebut. Jangan memberikan barang yang kudus kepada anjing, atau melemparkan
mutiara di depan babi. Jika Anda berbicara kepada orang lain tentang sesuatu
yang kudus, kebenaran, mutiara, atau pengalaman-pengalaman, Anda harus
memperhatikan prinsip dasar mengenai memperhatikan orang lain. Anda harus
memastikan apakah orang itu dapat (layak) menerima apa yang Anda ingin bagikan.
Anda pun harus mengerti berapa banyak mereka mampu menerimanya. Dengan
perkataan lain, ketika Anda berbicara kepada orang lain tentang hal-hal rohani,
jangan berbicara menurut perasaan atau kesenangan Anda, melainkan berbicara
kepada mereka sesuai dengan kapasitas mereka untuk menerima apa yang harus Anda
katakan.
Umat kerajaan seharusnya merupakan umat yang
paling berhikmat. Ketika kita berkontak dengan orang lain, kita harus
mengetahui temperatur mereka, juga memperhatikan situasi mereka. Kita harus
berbuat dengan tepat, agar tidak menyebabkan anjing-anjing menggigit kita atau
babi-babi menyerang kita. Jika tidak, bisa jadi mereka berpaling dan
merobek-robek kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 23
No comments:
Post a Comment