Pembacaan Alkitab: Mat. 6:19-34
Doa baca: Mat. 6:31
Karena itu, janganlah kamu khawatir dan
berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang
akan kami pakai?
Dalam Matius 6:19-34 seolah-olah menjamah
kekayaan kita, harta kita; tetapi sesungguhnya, maksud hati Tuhan di sini ialah
menjamah kekhawatiran, sumber masalah penghidupan sehari-hari kita. Seluruh
dunia terlibat dalam kekhawatiran. Kekhawatiran itulah roda gigi yang membuat
dunia berputar. Itulah perongrong seluruh kebudayaan manusia. Bila tidak ada
kekhawatiran tentang hidup kita, tidak seorang pun akan berbuat apa-apa.
Sebaliknya semua orang akan malas. Jadi, dengan menjamah kekhawatiran kita,
Tuhan menjamah roda gigi kehidupan manusia.
Marilah kita sekarang mempertimbangkan maksud
Tuhan dalam ayat 19-34. Mempunyai kekhawatiran itu keliru, sebab kekhawatiran
bukan milik hayat ilahi. Tidak ada kekhawatiran dalam hayat Allah. Namun, Tuhan
bukan bermaksud bahwa kita tidak seharusnya melakukan kewajiban kita. Ketika
Tuhan membawa umat Israel masuk ke dalam tanah permai, mereka harus bekerja di
atas tanah itu. Itulah kewajiban mereka. Tanah subur menghasilkan panen yang
berlimpah atau tidak tergantung pada sejumlah masalah: udara, sinar matahari, banyaknya
hujan, dan suhu yang tepat. Semua masalah ini tidak satu pun di bawah penguasa
umat Israel. Kewajiban mereka hanyalah bekerja di atas tanah.
Mereka bekerja tidak hanya untuk diri mereka,
tetapi juga untuk burung-burung. Jika mereka tidak bertani, burung-burung pun
akan sulit hidup. Melakukan kewajiban mereka adalah benar dan perlu, tetapi
mempunyai kekhawatiran itu keliru. Demikian pula, kita harus melakukan
kewajiban kita hari ini, tetapi melakukannya tanpa mengkhawatirkan hidup kita.
Alasan Anda begitu enggan memberi kepada yang lain ialah karena kekhawatiran
Anda. Karena kekhawatiran, Anda akan menyukai benda-benda materi. Apabila Anda
tidak mempunyai kekhawatiran, Anda tidak akan mempedulikan benda-benda materi.
Sebaliknya, Anda akan membiarkan orang lain memilikinya. Kekhawatiranlah yang
menyusahkan kita.
Dalam ekonomi Allah, kita semua harus bekerja.
Kita tidak sama seperti orang Israel, sebab kita tidak bisa secara harfiah
bekerja pada tanah permai. Orang muda hari ini harus belajar dan mendapat
pendidikan yang baik. Belajar sama dengan menggarap tanah dan lulus dari
perguruan tinggi sama dengan menuai hasil panen. Anak-anak muda, belajar ialah
kewajiban Anda dan Anda harus melakukannya. Pada zaman kuno, umat Israel harus
bekerja menggarap tanah, menabur benih, mengairi, dan menuai. Inilah kewajiban
mereka. Tetapi mereka menerima hasil tuaian atau tidak itu tergantung pada
Allah. Kewajiban mereka ialah bekerja tanpa kekhawatiran apa pun. Jika mereka
khawatir, itu bersalah kepada Allah; mereka tidak perlu khawatir. Mereka hanya
semata-mata melakukan apa saja yang diperintahkan Allah. Misalnya, menurut
Kitab Bilangan, Allah meminta mereka mendirikan satu kemah bagi diri-Nya. Kemah
yang lain bagi suku Lewi, dan masih ada satu kemah lagi untuk tujuan yang lain.
Mereka tidak diperbolehkan menyimpan semua hasil mereka untuk kenikmatan
mereka. Mereka tidak boleh mempunyai kekhawatiran apa pun. Jika mereka tidak
mempunyai kekhawatiran, mereka dapat bermurah hati, mau memberi orang lain dan
menaruh benda-benda materi mereka ke dalam tangan Tuhan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 22
No comments:
Post a Comment