Hitstat

19 December 2017

Matius - Minggu 12 Selasa

Pembacaan Alkitab: Mat. 6:19-34
Doa baca: Mat. 6:31
Karena itu, janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?


Dalam Matius 6:19-34 seolah-olah menjamah kekayaan kita, harta kita; tetapi sesungguhnya, maksud hati Tuhan di sini ialah menjamah kekhawatiran, sumber masalah penghidupan sehari-hari kita. Seluruh dunia terlibat dalam kekhawatiran. Kekhawatiran itulah roda gigi yang membuat dunia berputar. Itulah perongrong seluruh kebudayaan manusia. Bila tidak ada kekhawatiran tentang hidup kita, tidak seorang pun akan berbuat apa-apa. Sebaliknya semua orang akan malas. Jadi, dengan menjamah kekhawatiran kita, Tuhan menjamah roda gigi kehidupan manusia.

Marilah kita sekarang mempertimbangkan maksud Tuhan dalam ayat 19-34. Mempunyai kekhawatiran itu keliru, sebab kekhawatiran bukan milik hayat ilahi. Tidak ada kekhawatiran dalam hayat Allah. Namun, Tuhan bukan bermaksud bahwa kita tidak seharusnya melakukan kewajiban kita. Ketika Tuhan membawa umat Israel masuk ke dalam tanah permai, mereka harus bekerja di atas tanah itu. Itulah kewajiban mereka. Tanah subur menghasilkan panen yang berlimpah atau tidak tergantung pada sejumlah masalah: udara, sinar matahari, banyaknya hujan, dan suhu yang tepat. Semua masalah ini tidak satu pun di bawah penguasa umat Israel. Kewajiban mereka hanyalah bekerja di atas tanah.

Mereka bekerja tidak hanya untuk diri mereka, tetapi juga untuk burung-burung. Jika mereka tidak bertani, burung-burung pun akan sulit hidup. Melakukan kewajiban mereka adalah benar dan perlu, tetapi mempunyai kekhawatiran itu keliru. Demikian pula, kita harus melakukan kewajiban kita hari ini, tetapi melakukannya tanpa mengkhawatirkan hidup kita. Alasan Anda begitu enggan memberi kepada yang lain ialah karena kekhawatiran Anda. Karena kekhawatiran, Anda akan menyukai benda-benda materi. Apabila Anda tidak mempunyai kekhawatiran, Anda tidak akan mempedulikan benda-benda materi. Sebaliknya, Anda akan membiarkan orang lain memilikinya. Kekhawatiranlah yang menyusahkan kita.

Dalam ekonomi Allah, kita semua harus bekerja. Kita tidak sama seperti orang Israel, sebab kita tidak bisa secara harfiah bekerja pada tanah permai. Orang muda hari ini harus belajar dan mendapat pendidikan yang baik. Belajar sama dengan menggarap tanah dan lulus dari perguruan tinggi sama dengan menuai hasil panen. Anak-anak muda, belajar ialah kewajiban Anda dan Anda harus melakukannya. Pada zaman kuno, umat Israel harus bekerja menggarap tanah, menabur benih, mengairi, dan menuai. Inilah kewajiban mereka. Tetapi mereka menerima hasil tuaian atau tidak itu tergantung pada Allah. Kewajiban mereka ialah bekerja tanpa kekhawatiran apa pun. Jika mereka khawatir, itu bersalah kepada Allah; mereka tidak perlu khawatir. Mereka hanya semata-mata melakukan apa saja yang diperintahkan Allah. Misalnya, menurut Kitab Bilangan, Allah meminta mereka mendirikan satu kemah bagi diri-Nya. Kemah yang lain bagi suku Lewi, dan masih ada satu kemah lagi untuk tujuan yang lain. Mereka tidak diperbolehkan menyimpan semua hasil mereka untuk kenikmatan mereka. Mereka tidak boleh mempunyai kekhawatiran apa pun. Jika mereka tidak mempunyai kekhawatiran, mereka dapat bermurah hati, mau memberi orang lain dan menaruh benda-benda materi mereka ke dalam tangan Tuhan.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 22

No comments: