Pembacaan Alkitab: Mrk. 2:18—3:6
Doa baca: “Jawab Yesus
kepada mereka: ‘Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara
mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak
dapat berpuasa.’” (Mrk. 2:19)
Berlawanan
dengan murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi yang berpuasa, murid-murid
Tuhan penuh dengan sukacita. Faktor paling penting dari sukacita mereka adalah
Mempelai Laki-laki. Bagaimana mereka bisa berpuasa ketika mereka bersama dengan
Mempelai Laki-laki? Dalam Markus 2:19 Tuhan berkata kepada murid murid Yohanes
dan orang-orang Farisi itu, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki
berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama
mereka, mereka tidak dapat berpuasa.” Di sini Tuhan mengumpamakan
murid-murid-Nya sebagai pengiring (sahabat, LAI) mempelai laki-laki. Jika
mereka berpuasa ketika Mempelai Laki-laki bersama mereka, mereka akan
mempermalukan Dia.
Andaikata Anda
adalah pengapit pada suatu pesta pernikahan. Ketika pesta sedang berlangsung,
Anda yang menjadi pengapit mempelai laki-laki ini berpuasa. Ini akan merupakan
suatu penghinaan bagi sang mempelai. Tidak ada mempelai laki-laki yang ingin
melihat pengapitnya berpuasa selama pernikahannya. Sebaliknya, ia ingin melihat
pengapitnya bersukacita, berdandan yang pantas, dan menikmati makanan yang
disediakan.
Anda murid
Yohanes atau murid orang Farisi, atau salah seorang dari pengiring Mempelai
lakilaki, bagian dari “pengapit” korporat Tuhan Yesus? Kita adalah bagian dari
pengapit korporat Tuhan. Semua orang yang dosa-dosanya telah diampuni oleh
Tuhan Yesus, telah menjadi pengiring Mempelai laki-laki. Dalam Markus 2, kita
nampak bahwa para pemungut cukai dan orang-orang dosa pun menjadi pengiring
Mempelai laki-laki.
Dalam pasal
2:1-12 kita nampak Allah pengampun sebagai manusia sejati dalam rupa seorang
hamba. Keilahian berada di dalam keinsanian dan keinsanian mengandung keilahian.
Allah yang pengampun, sebagai Manusia sejati, adalah Orang yang ajaib.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 1, Berita 9
No comments:
Post a Comment