Pembacaan Alkitab: Mrk. 2:18—3:6
Doa baca: “Demikian juga
tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua,
karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur
itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya
disimpan dalam kantong yang baru pula." (Mrk. 2:22)
Tuhan tidak
secara langsung menjawab muridmurid Yohanes dan orang-orang Farisi itu,
melainkan dengan kata-kata kiasan. Dalam jawaban-Nya Tuhan mengumpamakan
diri-Nya sebagai Mempelai Laki-laki, juga berbicara tentang kain baru, dan
anggur baru. Tuhan seakan-akan berkata, “Mengapa murid-murid-Ku harus berpuasa
bila mereka memiliki segala sesuatu yang membuat mereka bersukacita? Mereka
memiliki Aku sebagai Mempelai Laki-laki, dan mereka memiliki Aku sebagai
kebenaran, kain baru mereka, dan juga memiliki Aku sebagai hayat mereka, anggur
baru mereka.”
Dalam 2:22 kata
Yunani untuk “baru” dalam ayat ini adalah neos, yang berarti baru dalam waktu,
baru-baru ini, baru dimiliki. Anggur yang baru di sini melambangkan Kristus
sebagai hayat baru, penuh dengan semangat, merangsang orang sehingga bergairah.
Hamba-Penyelamat adalah hayat baru kita, secara batiniah menyukakan kita untuk
menikmati Dia sebagai Mempelai Laki-laki. Untuk menikmati Dia sebagai Mempelai
Laki-laki, kita perlu Dia di luar kita sebagai baju baru, dan di dalam kita
sebagai anggur baru. Kantong kulit tua dalam 2:22 melambangkan praktik-praktik
agama, seperti berpuasa yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dari agama usang
dan oleh murid-murid Yohanes dari agama baru. Semua agama adalah kantong kulit
yang tua.
Anggur baru yang
ditaruh ke dalam kantong kulit tua akan mengoyakkan kantong kulit itu dengan
kekuatan peragiannya. Menaruh anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua
berarti menaruh Kristus sebagai hayat yang menggairahkan ke dalam agama jenis
apa pun. Janganlah mencoba menaruh Kristus ke dalam berbagai ritual dan
formalitas agama, tetapi taruhlah anggur baru ke dalam kantong kulit yang baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 1, Berita 9
No comments:
Post a Comment