Pembacaan Alkitab: Ams. 4:18; 29:18
Doa baca: “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah
rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” (Ams. 29:18)
Visi Surgawi
yang Mengendalikan Kehidupan Kristiani Kita
Injil Markus berisi visi surgawi, visi yang seharusna
mengarahkan langkah kita, mengendalikan kehidupan kita, dan membawa kita ke
dalam perampungan sempurna Allah. Visi ini mampu menjaga kita dalam pengaturan
Allah sehingga kita dapat menempuh hidup gereja dengan tujuan mencapai Kerajaan
Seribu Tahun dan Yerusalem Baru. Visi sedemikian ini dari Allah akan selalu
menuntun langkah-langkah kita dan mengendalikan kehidupan kita. Di dalam
Perjanjian Lama, Amsal 29:18a mengatakan “Bila
tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.” Di bawah visi surgawi ini kita
dituntun kepada tujuan Allah, dan kehidupan kita dikendalikan menurut
pengaturan Allah. Kapan kala kita datang pada firman Allah, terang bersinar
karena kita berada dalam visi yang mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan.
Injil Markus juga mewahyukan suatu kehidupan yang
bukan hanya benar, kudus, rohani, dan menang, melainkan kehidupan seorang
Manusia-Allah yang hidup, bertindak, bergerak, dan bekerja selangkah demi selangkah
menurut pengaturan Allah. Injil Markus mencatat bagaimana Tuhan diperiksa oleh
berbagai pihak, tetapi tidak seorang pun dapat menemukan kesalahan pada
diriNya. Kehidupan Tuhan Yesus dalam Injil Markus adalah teladan yang lengkap,
menyeluruh, sempurna dan tuntas dari yang Allah kehendaki.
Hari ini banyak terjadi perdebatan dan perpecahan di
antara orang Kristen. Hal ini adalah akibat dari berada dalam kegelapan dan
tidak memiliki visi mengenai pengaturan Allah dalam Perjanjian Baru. Betapa
perlunya kita menerima terang surgawi menyinari kita, menjadi terang yang akan
bertumbuh sampai rembang tengah hari (Ams. 4:18). Visi ini seharusnya menjadi
tongkat pengukur, standar, yang melaluinya kita mengukur hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan kristiani kita. Jika kita memiliki visi ini, kita akan nampak
bahwa hanya menjadi benar, kudus, rohani, dan menang tidaklah cukup.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 52
No comments:
Post a Comment