Hitstat

22 December 2018

Markus - Minggu 28 Sabtu


Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:4
Doa baca: “Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Ptr. 1:4)


Kebajikan-kebajikan Kristiani sebagai Hasil dari Hayat Ilahi


Markus 1 menunjukkan bahwa kebudayaan, agama, etika, dan usaha manusia agar menjadi bermoral, kudus, alkitabiah, dan memang perlu diakhiri dan digantikan oleh Kristus. Kita perlu merenungkan apakah kita masih perlu memegang konsepsi bahwa sebagai orang Kristen perlu berusaha berdasarkan diri sendiri untuk memperbaiki diri, lebih mengasihi Allah, dan berperilaku yang memuliakan Allah. Tentunya kita tidak menyangkal pentingnya karakter dan kelakuan yang baik, juga etika dan moral dalam kehidupan kita. Namun, dalam Perjanjian Baru, kita memiliki kebajikan-kebajikan kristiani yang adalah hasil dari hayat ilahi yang diperhidupkan melalui kaum beriman. Yang satu adalah hasil dari usaha manusia dan yang satu adalah hasil dari hayat dan sifat ilahi di dalam kita.

Kebajikan kristiani yang diajarkan oleh Alkitab sangat berbeda dari sekadar kebajikan insani. Sifat kebajikan kristiani adalah sifat Allah. Mengenai hal ini, Petrus berkata dalam Surat Kirimannya yang kedua bahwa kita telah berbagian dalam sifat ilahi (2 Ptr. 1:4). Karena itu, kebajikan kristiani bukanlah hasil dari usaha luaran, tetapi hasil dari sifat batini, sifat ilahi yang kita terima dari kelahiran kembali. Kebajikan kristiani berkaitan secara esensial dengan hayat ilahi, sifat ilahi, dan Allah sendiri. Berkaitan dengan memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Dia, jika kita hanya mengandalkan kebajikan insani tidaklah bermanfaat. Sebaliknya, hal-hal itu akan menjadi gangguan bagi perihal memperhidupkan dan mengekspresikan Tuhan.

Jika kita ingin memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Allah, kita perlu nampak bahwa kebajikan insani yang alamiah pun perlu diakhiri. Pengakhiran ini perlu dilakukan demi permulaan Injil Yesus Kristus. Permulaan Injil menyiratkan pengakhiran segala hal yang bukan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 55

No comments: