Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:4
Doa baca: “Dengan jalan itu Ia telah
menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar, supaya
olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa
nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Ptr. 1:4)
Kebajikan-kebajikan
Kristiani sebagai Hasil dari Hayat Ilahi
Markus 1 menunjukkan bahwa kebudayaan, agama, etika,
dan usaha manusia agar menjadi bermoral, kudus, alkitabiah, dan memang perlu
diakhiri dan digantikan oleh Kristus. Kita perlu merenungkan apakah kita masih
perlu memegang konsepsi bahwa sebagai orang Kristen perlu berusaha berdasarkan
diri sendiri untuk memperbaiki diri, lebih mengasihi Allah, dan berperilaku
yang memuliakan Allah. Tentunya kita tidak menyangkal pentingnya karakter dan
kelakuan yang baik, juga etika dan moral dalam kehidupan kita. Namun, dalam
Perjanjian Baru, kita memiliki kebajikan-kebajikan kristiani yang adalah hasil
dari hayat ilahi yang diperhidupkan melalui kaum beriman. Yang satu adalah
hasil dari usaha manusia dan yang satu adalah hasil dari hayat dan sifat ilahi
di dalam kita.
Kebajikan kristiani yang diajarkan oleh Alkitab sangat
berbeda dari sekadar kebajikan insani. Sifat kebajikan kristiani adalah sifat
Allah. Mengenai hal ini, Petrus berkata dalam Surat Kirimannya yang kedua bahwa
kita telah berbagian dalam sifat ilahi (2 Ptr. 1:4). Karena itu, kebajikan
kristiani bukanlah hasil dari usaha luaran, tetapi hasil dari sifat batini,
sifat ilahi yang kita terima dari kelahiran kembali. Kebajikan kristiani
berkaitan secara esensial dengan hayat ilahi, sifat ilahi, dan Allah sendiri.
Berkaitan dengan memperhidupkan Allah dan mengekspresikan Dia, jika kita hanya
mengandalkan kebajikan insani tidaklah bermanfaat. Sebaliknya, hal-hal itu akan
menjadi gangguan bagi perihal memperhidupkan dan mengekspresikan Tuhan.
Jika kita ingin memperhidupkan Allah dan
mengekspresikan Allah, kita perlu nampak bahwa kebajikan insani yang alamiah
pun perlu diakhiri. Pengakhiran ini perlu dilakukan demi permulaan Injil Yesus
Kristus. Permulaan Injil menyiratkan pengakhiran segala hal yang bukan Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 55
No comments:
Post a Comment