Hitstat

31 December 2018

Markus - Minggu 30 Senin


Pembacaan Alkitab: Mrk. 4:1-20, 26-29
Doa baca: “Lalu kata Yesus: ‘Beginilah hal Kerajaan Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah.’” (Mrk. 4:26)  


Sang Penabur


Dalam Injil Markus kita harus nampak bahwa kitab ini tidak mewahyukan apa pun selain Tuhan Yesus sebagai persona yang ajaib. Menurut Injil ini, Tuhan Yesus tidak mengajarkan kebudayaan, agama, etika, moralitas, perbaikan karakter, atau filsafat, juga tidak menolong orang-orang untuk lebih alkitabiah, rohani, kudus atau menang. Tuhan Yesus tidak hidup dalam kerajaan hukum Taurat atau kerajaan etika; Dia mutlak hidup di ruang lingkup yang lain—Kerajaan Allah.

Sebagai seorang yang hidup dalam Kerajaan Allah, Tuhan Yesus hidup dan bekerja dengan suatu cara, yaitu dengan menaburkan diri-Nya sebagai benih ke dalam manusia. Secara khusus, Dia menaburkan diri-Nya sendiri ke dalam Petrus dan murid-murid yang lain. Bagi Dia, menaburkan benih ke dalam umat manusia bukanlah hal yang sederhana. Mungkin kita perlu diletakkan dalam situasi yang sulit agar kita membuka diri kita kepada Tuhan untuk menerima Dia sebagai benih ilahi. Puji syukur kepada-Nya bahwa meskipun sulit, Dia telah ditaburkan ke dalam kita!

Injil Markus bukanlah kitab kebudayaan, agama, etika, moralitas, perbaikan karakter, atau filsafat; bukan juga kitab yang mengajar kita menjadi alkitabiah, rohani, kudus, dan menang. Injil Markus adalah kitab yang menyajikan penabur yang menaburkan diri-Nya sendiri ke dalam kita sebagai benih hayat yang hidup menurut ekonomi (pengaturan) Perjanjian Baru Allah. Para pengikut Tuhan yang akrab meluangkan waktu tiga setengah tahun bersama-Nya. Selama tahun-tahun itu, Dia pasti telah mengajar mereka banyak hal. Dalam kitab ini Yesus terus-menerus menaburkan diri-Nya ke dalam Petrus dan murid-murid yang lain, dimulai ketika Yesus memanggil Petrus dan saudaranya Andreas, kemudian mereka meninggalkan semua dan mengikuti Dia (Mrk. 1:16-18). Saat itulah Tuhan mulai menaburkan benih ke dalam Petrus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 58

No comments: