Pembacaan
Alkitab: Mrk. 4:1-20
Doa
baca: “Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.” (Mrk. 4:3)
Penaburan Benih oleh Tuhan
Dalam Markus 4:1, setelah melayani dalam tiga pasal
sebelumnya, Tuhan Yesus masuk ke dalam perahu dan mengajar orang “banyak hal dalam perumpamaan” (ayat 2).
Perumpamaan pertama adalah perumpamaan penabur (Mrk. 4:1-20), yang dibuka
dengan perkataan, “Dengarlah! Adalah
seorang penabur keluar untuk menabur” (ayat 3). Ini menunjukkan bahwa dalam
tiga pasal pertama dari Injil Markus, apa pun yang Tuhan kerjakan adalah
penaburan benih. Karena Dia memberitakan Injil, kita mungkin menganggap Tuhan
Yesus hanya sebagai pengajar. Tetapi perumpamaan penabur menunjukkan bahwa
Tuhan adalah seorang Penabur. Ini berarti, dalam memberitakan Injil, Ia bukan
hanya orang pemberita tetapi juga sebagai penabur. Ada suatu perbedaan yang
besar antara penabur dengan pemberita. Tampaknya Tuhan Yesus adalah pemberita;
sesungguhnya Dia adalah penabur.
Markus 4 mewahyukan bahwa kehidupan yang menurut
pengaturan Perjanjian Baru Allah adalah kehidupan yang menabur. Tuhan Yesus
sebagai penabur menaburkan diri-Nya sebagai benih ke dalam orang yang Ia
sentuh. Ketika Tuhan Yesus datang kepada ibu mertua Petrus, Tuhan Yesus
menyembuhkan dia (Mrk. 1:31). Penyembuhan itu sesungguhnya adalah suatu
penaburan. Tuhan juga sedang menabur benih ketika Dia menyentuh orang kusta dan
mentahirkan dia (Mrk. 1:40-45). Ketika Tuhan mentahirkan orang kusta, Dia
sedang menaburkan diri-Nya ke dalam orang kusta itu. Orang kusta yang
ditahirkan dan ibu mertua Petrus mungkin tidak menyadari fakta bahwa sesuatu
telah ditaburkan ke dalam mereka oleh Tuhan. Bagaimanapun, suatu perubahan yang
besar terjadi di dalam diri mereka. Setelah ibu mertua Petrus disembuhkan, dia
melayani, dan setelah orang kusta ditahirkan, dia pergi ke arah yang
berlawanan. Ini menunjukkan bahwa sesuatu dari Tuhan telah ditaburkan ke dalam
mereka, meskipun mereka tidak sadar akan hal itu dan tidak dapat menjelaskan
apa yang terjadi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 57
No comments:
Post a Comment