Hitstat

04 July 2019

Lukas - Minggu 21 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 18:9-14
Doa baca: “Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah sedangkan orang lain itu tidak. Sebab siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Luk. 18:14)


Merendahkan Diri Melalui Mengaku Dosa untuk Mendapat Pendamaian dari Allah


Salah satu syarat utama menjadi orang yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah merendahkan diri (Luk. 10:9-14). Dalam Lukas 18:10-14 ada perumpamaan tentang dua orang yang berdoa. Seoramg Farisi, berdoa dengan membanggakan dirinya di hadapan Allah karena Dia tidak seperti orang lain yang bersalah atau berdosa. Namun, ada seorang pemungut cukai yang sadar akan keadaan dirinya yang bersalah dan berdosa, kehidupannya yang berdosa ini telah menyalahi Allah dan betapa ia sangat memerlukan pendamaian dari Allah.

Roma 3:25 mewahyukan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah tempat pendamaian dan tutup pendamaian bagi kita melalui iman dan darah- Nya. Sebagai kurban pendamaian Dia telah membuat pendamaian yang penuh di atas salib bagi dosa-dosa kita dan telah memuaskan tuntutan kebenaran dan kemuliaan Allah sepenuhnya. Melalui darah-Nya seluruh keadaan orang dosa dapat tertudung sepenuhnya, dan Allah dapat bertemu dengan setiap orang dosa yang telah melanggar hukum kebenaran-Nya. Tuhan mempersembahkan diri-Nya kepada Allah melalui mati di kayu salib sebagi kurban bagi setiap dosa- dosa kita, bukan hanya untuk menebus kita namun juga untuk memuaskan tuntutan Allah atas manusia, Dia adalah pendamaian sejati antara Allah dengan kita.

Kita sebagai orang yang telah diselamatkan perlu belajar sadar bahwa kita memerlukan Tuhan sebagai pendamai sejati kita, belajar menjadi orang yang senantiasa merendahkan diri, tunduk, bertobat dan mengaku dosa bahkan sampai menganggap bahwa diri kita bukanlah apa-apa di hadapan Allah. Akhirnya, kita dapat menjadi orang yang dibenarkan Allah (ayat 14).


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 41

No comments: