Pembacaan Alkitab: Luk. 19:1-10
Doa baca: “Kata
Yesus kepadanya, ‘Hari ini telah terjadi keselamatan kepada seisi rumah ini,
karena orang ini pun anak Abraham’” (Lukas 19:9)
Manusia-Penyelamat sebagai Keselamatan
Lukas 19 mencatat satu kisah
mengenai Zakheus, seorang kepala pemungut cukai, kepala orang dosa, orang dosa
yang paling berdosa. Dia menjadi kaya melalui perbuatan dosanya sebagai seorang
pemungut cukai. Para pemungut cukai menetapkan nilai yang berlebihan atas
sebidang tanah atau membesarkan pajak terhadap mereka yang tidak dapat
membayarnya, dan kemudian meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi. Inilah
cara mereka memeras orang lain. Zakheus, orang yang menjadi kaya oleh dosanya,
sekarang ingin membuat pemulihan yang penuh untuk membersihkan masa lalunya
yang penuh dosa.
Zakheus adalah orang yang
dihina habishabisan oleh masyarakat Yahudi dan bahkan lebih terkucil daripada
seorang kusta. Tetapi, dalam ayat 5 tidak dikatakan bahwa Zakheus yang melihat
Tuhan, melainkan Penyelamat yang melihat Zakheus. Tidak ada sesuatu pun yang
dilakukan oleh orang dosa; sebaliknya, segala sesuatu dilakukan oleh
Penyelamat, termasuk soal melihat. Kemudian, di depan banyak orang, Penyelamat
memberi tahu Zakheus, “Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Semua
orang di tempat itu pun bersungut-sungut, “Katanya, Ia menumpang di rumah
orang berdosa” (ayat 7). Zakheus merespon dengan sangat tegas, karena
mengenal Penyelamat sebagai Tuhannya. Ia berkata, “Tuhan, lihatlah, setengah
dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin” (ayat 8). Apa yang
dilakukan Zakheus di sini sesuai dengan tuntutan hukum Taurat untuk pemulihan.
Inilah hasil spontan dari kuat kuasa keselamatan Tuhan.
Keselamatan Tuhan sebenarnya
adalah Tuhan itu sendiri. Ketika Dia datang, keselamatan pun datang. Di mana
saja Dia tinggal, keselamatan juga tinggal di sana. Sebagai orang yang telah
menerima keselamatan, kita perlu meneladani Zakheus, menyelesaikan setiap perkara
lampau di hadapan Tuhan, membereskannya dengan tuntas agar kita bisa mutlak
mengikut Dia.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 43
No comments:
Post a Comment