Pembacaan Alkitab: Luk. 22:21-23
Doa baca: “Tetapi, lihat, tangan orang yang
menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang
akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang
olehnya Ia diserahkan!” (Luk. 22:21-22)
Kematian dan
Kebangkitan
Dengan mendirikan perjamuan malam-Nya,
Manusia-Penyelamat kembali menekankan kematian dan kebangkitan-Nya. Melaluinya,
Dia mengakhiri, mengubur, menebus dan menunaskan murid-murid-Nya, sehingga membuat
mereka menjadi satu dengan diri-Nya sendiri sebagai TubuhNya, dan dibawa ke
dalam kenikmatan terhadap Allah Tritunggal dan semua hal yang dilakukan-Nya.
Menjadi satu dengan Tuhan sebagai Tubuh adalah perihal
hayat, dan menikmati Allah Tritunggal adalah perihal berkat. Di meja Tuhan
terdapat roti yang menyatakan Tubuh dalam hayat, dan cawan yang menyatakan
berkat dari Allah Tritunggal. Di sini kita bebas dari belenggu, dan kita berada
dalam kenikmatan terhadap Allah Tritunggal. Inilah makna meja Tuhan sebagai
satu tanda dari yobel.
Dalam Lukas 22:21-23 Tuhan menunjukkan bahwa salah
seorang dari murid-murid, yaitu Yudas, akan mengkhianati Dia. Setelah
disingkapkan, Yudas pergi sebelum perjamuan malam ManusiaPenyelamat (Mat.
26:20-26). Ia tidak mendapat bagian dalam tubuh dan darah Manusia-Penyelamat,
karena ia bukanlah orang beriman yang sejati di dalam-Nya melainkan anak binasa
(Yoh. 17:12), bahkan dianggap oleh Manusia-Penyelamat sebagai Iblis (Yoh.
6:70-71). Tuhan tahu bahwa waktu-Nya sudah dekat bagi-Nya untuk disalibkan. Karena
itu Dia menyingkapkan Yudas untuk mempercepat waktu agar Ia segera diserahkan
kepada para penentang-Nya. Tuhan dapat memakai Yudas dalam mencapai tujuan-Nya
tetapi dengan cara yang tidak mulia. Kita sebagai umat tebusan Allah harus
dipakai Allah dengan cara yang mulia. Yudas melewatkan perjamuan Tuhan, tetapi
kita tidak boleh melewatkannya. Kita perlu terus bersama-sama dengan kaum
beriman mengingat tubuh dan darah Tuhan, sehingga kita semakin bersatu dengan
kematian dan kebangkitan-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 2, Berita 50
No comments:
Post a Comment