Pembacaan Alkitab: Luk. 23:26-49
Doa baca: “Ketika mereka membawa
Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang
dari luar kota, lalu mereka meletakkan salib itu di atas bahunya, supaya
dipikulnya sambil mengikuti Yesus.” (Luk. 23:26)
Memikul
Salib dan Mengikut Tuhan
Memikul salib sesungguhnya
adalah bukan masalah penderitaan, melainkan mempertahankan diri di bawah
pengakhiran maut. Salib Kristus menamatkan, dan kita harus berada di tempat
penamatan ini. Untuk tetap tinggal di bawah penamatan ialah memikul salib.
Untuk menempuh jalan salib guna memasuki kemuliaan, menuntut kesediaan kita
untuk tidak menggunakan pikiran kita secara alamiah. Kita harus menyangkal
diri, memikul salib, dan mengikut Kristus. Tidak mungkin seorang yang
menggunakan pikirannya secara alamiah mampu menjadi pengikut Kristus yang baik.
Banyak orang Kristen
berpendapat keliru tentang salib. Mereka mengira bahwa salib hanyalah suatu
penderitaan. Namun, salib tidak berarti penderitaan melainkan pembunuhan (Mat.
16:24). Tujuan terakhir salib bukan membuat Anda menderita, melainkan untuk
mengakhiri Anda, membunuh Anda. Firman Tuhan mengenai salib dalam Matius 16
tidak mengandung konsepsi menderita, konsepsi-Nya tentang salib ialah membunuh.
Tuhan Yesus pertama-tama
memikul salib, kemudian disalibkan di atas salib dan diakhiri. Ketika Tuhan
Yesus memikul salib, Ia terus menerus di bawah pembunuhan, bukan penderitaan.
Hanya menghubungkan salib dengan penderitaan itu suatu konsepsi yang keliru.
Tuhan Yesus memikul salib segera setelah pembaptisan-Nya. Baptisan berarti
memasukkan orang yang dibaptis ke dalam kematian, diakhiri, dan dikubur. Sejak
saat baptisan-Nya, Tuhan Yesus terus menerus menaruh diri-Nya di bawah salib
dan mempertahankan diri-Nya di sana. Ia seorang yang terus-menerus dimatikan,
sedangkan kita adalah kebalikannya. Sebab kita terlebih dulu disalibkan
bersama-sama dengan Dia, baru kemudian memikul salib. Hari ini, kita pun tidak
boleh hanya sekedar mengikuti Dia secara luaran, melainkan perlu mengalami
pengakhiran secara batini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 52
No comments:
Post a Comment