Pembacaan
Alkitab: Yoh. 3:1-21
Doa
baca: “Jawab Yesus, ‘Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia
tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.’” (Yoh. 3:5)
Jalan Masuk ke dalam Keselamatan
Sempurna Tuhan
Aspek-aspek pekerjaan Tuhan
membawa kita kepada berbagai aspek dari keselamatan sempurna Tuhan. Sembilan
urutan catatan dalam Kitab Yohanes membawakan sebuah wahyu kepada kita; kelahiran
kembali adalah permulaan hayat rohani. Semua pengalaman rohani berawal pada
kelahiran kembali. Setelah kita mengalami kelahiran kembali, barulah kita
memenuhi syarat untuk memperoleh bagian pada aspek-aspek lain atas keselamatan
Tuhan. Kelahiran kembali merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mengalami
aspek-aspek lain keselamatan Tuhan. Oleh karena itulah, kelahiran kembali
dicatat sebagai butir yang pertama.
Sekarang, apakah kita mau
masuk untuk mengalami pengalaman hayat yang dapat menyelesaikan semua masalah
kita, dan menyuplaikan segala keperluan kita? Jika kita mau, marilah kita
menerima Dia melalui kelahiran kembali.
Apakah makna kelahiran
kembali? Kelahiran kembali bukanlah perbaikan atau pembudayaan yang di luar,
juga bukan suatu pengubahan dan peralihan yang tanpa hayat. Kelahiran kembali
adalah kelahiran baru yang mendatangkan hayat baru. Ini mutlak perkara hayat,
bukan perbuatan. Kelahiran kembali adalah memperoleh hayat lain di samping
hayat yang telah kita miliki, hayat ilahi dari Allah. Jika kita memiliki hayat
Allah, maka kita adalah anak-anak Allah, memiliki hak untuk menjadi putra-putra
Allah (Yoh. 1:12). Melalui ini kita memiliki sifat ilahi Allah (2 Ptr. 1:4),
mempunyai hubungan hayat dengan Allah, yaitu hak keputraan (Rm. 8:15; Gal.
4:5-6).
Inilah keperluan kita yang
sesungguhnya. Dahulu Nikodemus mengira dengan belajar untuk berkelakuan baik
dan menyembah Allah saja cukup untuk memperoleh keselamatan. Namun, Tuhan Yesus
menjawab dengan mewahyukan bahwa bukan pengajaran yang ia perlukan, melainkan
hayat Allah. Karena itu, ketika kita datang kepada Tuhan, marilah kita menjamah
Dia sebagai hayat, bukan pengetahuan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment