Pembacaan Alkitab: Yoh. 4:1-42
Doa baca: “Jawab Yesus kepadanya,
‘Siapa saja yang minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi siapa saja yang minum
air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam
dirinya, yang terus-menerus memancar sampai pada hidup yang kekal.’” (Yoh.
4:13-14)
Air yang
Memuaskan Hingga Kekal
Orang-orang sering
menganggap nenek moyang agamawi mereka itulah yang terbesar. Perempuan Samaria
ini juga memandang bahwa sumur Yakub adalah sumur yang dapat memuaskan
dahaganya dan adalah sumur yang terbaik. Dalam Yohanes 4:11, perempuan Samaria
ini bertanya, “Tuan, Engkau tidak punya
timba... dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?” Pertanyaan ini
menyatakan bahwa keagamaan selalu dianggap cara paling manjur tetapi “air”
keagamaan selamanya tidak dapat meleraikan kehausan orang-orang agamawi. Tuhan
menjawab dalam Yohanes 4:13, “Siapa saja
yang minum air ini, ia akan haus lagi.”
Kristus jauh lebih besar
daripada nenek moyang agamawi. Karunia Allah selalu lebih besar daripada
warisan agama. Karunia Allah tidak hanya Kristus. Hayat ilahi adalah karunia
Allah karena Roma 6:23 berkata, “...tetapi
karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Hayat
ilahi ini akan menjadi mata air dalam diri kita yang terus-menerus memancar
sampai pada hidup yang kekal (Yoh. 4:14). Hayat ilahi ini jauh lebih baik
daripada sumur Yakub. Air hayat dari Allah meleraikan dahaga kita dan menjadi
mata air yang memancar hingga hidup yang kekal.
“Air” dalam Yoh. 4:13
melambangkan kenikmatan materi dan hiburan duniawi. Sebanyak apa pun manusia
minum air materi dan duniawi ini, pasti akan haus lagi. Meminum air dunia ini
membuat kita semakin haus. Hanya satu “air” yang dapat memuaskan manusia hingga
kekal yaitu Yesus Kristus. Siapa saja yang minum air dari-Nya, tidak akan haus
lagi karena air itu akan menjadi mata air di dalamnya yang terus-menerus
memancar sampai pada hidup yang kekal.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment