Hitstat

06 February 2020

Yohanes - Minggu 12 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 11:36-44
Doa baca: “Mereka pun mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” (Yoh. 11:41)


Kristus sebagai Hayat Kebangkitan


Dengan memperhatikan tanda-tanda ajaib dalam Injil Yohanes, kita dapat menyadari bahwa mula-mula Tuhan datang kepada kita sebagai hayat. Kategori pertama dari gangguan yang dialami-Nya adalah agama Yahudi, dan kategori kedua adalah opini yang diajukan oleh mereka yang mengasihi-Nya. Di luar gereja, agamalah yang mencegah Tuhan menjadi hayat. Tetapi di dalam gereja, opini manusialah yang tak henti-hentinya menghalangi Dia untuk menjadi hayat kita. Pengalaman terhadap Tuhan sebagai hayat kita dimulai dengan kelahiran kembali dan mencapai puncaknya pada kebangkitan.

Tuhan Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25). Kebangkitan lebih unggul daripada hayat. Hayat hanya bisa mempertahankan eksistensinya, tetapi kebangkitan dapat menahan segala macam serangan, bahkan serangan kematian. Tuhan bukan hanya hayat, tetapi juga kebangkitan. Hanya diri Tuhan sendirilah sebagai kebangkitan yang dapat mengalahkan kematian. Karena Dia adalah kebangkitan, Dia dapat menghancurkan kuasa kematian. Bahkan alam maut tidak dapat mengurung Tuhan kita dalam kubur.

Kita harus belajar bagaimana menerapkan hayat kebangkitan ini hari demi hari. Kita tidak seharusnya hidup hanya berdasarkan Tuhan sebagai hayat, tetapi juga harus menang oleh Tuhan sebagai kebangkitan. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengurung kita, karena kita memiliki Tuhan sebagai hayat kebangkitan kita. Tak peduli tekanan dan persoalan apa pun yang kita tanggung, kita tidak akan mati, karena kita mempunyai hayat kebangkitan.

Opini manusia selalu menjadi penghalang dalam hal mengalami Tuhan sebagai hayat kebangkitan dalam gereja. Sebab itu, opini manusia harus terlebih dulu disingkirkan, baru kita bisa memiliki hidup gereja. Kita hanya menyerahkan seluruh perkara ke tangan Tuhan. Dengan demikian, kita tidak akan pernah salah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 24

No comments: