Pembacaan
Alkitab: Yoh. 11:3-16
Doa baca: “Kedua
perempuan itu pun mengirim kabar kepada Yesus, 'Tuhan, dia yang Engkau kasihi,
sakit.'” (Yoh. 11:3)
Opini adalah
Musuh Hayat
Setelah di luar kandang agama, Tuhan pergi ke sebuah
rumah di Betania, di mana tinggal seorang saudara dan dua orang saudari yang
sangat mengasihi Tuhan. Yohanes 11 menunjukkan lebih lanjut kepada kita bahwa
selain agama, opini manusia juga merupakan penghalang terbesar hayat. Dalam
pasal ini khususnya adalah kuasa kebangkitan Tuhan. Ketika Lazarus akan
meninggal, setelah mengirim kabar (Yoh. 11:3), Marta dan Maria mengira Tuhan
akan segera datang, inilah opini mereka. Namun Tuhan bekerja tidak pernah
karena opini manusia – Tuhan sengaja tinggal lagi selama dua hari. Tuhan adalah
kebangkitan, perihal hidup atau mati bukanlah masalah bagi-Nya. Dalam penerapannya,
kita mendapat masalah dari opini manusia.
Dalam kedaulatan-Nya, Allah menyediakan lingkungan
yang membiarkan Lazarus, pengikut-Nya meninggal. Hal ini supaya kita dapat
melihat bahwa Tuhan adalah kebangkitan. Tanpa adanya kematian, tidak ada jalan
bagi kebangkitan untuk dapat ternyata. Bila nampak kedaulatan-Nya, kita
seharusnya memuji Tuhan atas kematian Lazarus. Yohanes 11:8-15 menunjukkan
murid-murid-Nya heran karena Tuhan menunda kepergian-Nya kepada Lazarus. Mereka
memberi tahu Tuhan bahwa berbahaya bila Tuhan pergi mengunjungi Lazarus karena
orang-orang Yahudi berusaha melempari Dia dengan batu (11:8). Bagaimanapun,
Tuhan tetap pergi sehingga akhirnya murid-murid pun setuju mengikuti Dia,
bahkan dengan sikap siap untuk mati martir (11:16).
Ketika Tuhan datang, Marta yang menjumpai-Nya lebih
dulu membuka mulut dan beropini (11:21). Ia menyesali Tuhan terlalu lambat
datang, bahkan menanggapi perkataan Tuhan dengan menyimpang (11:24). Puji
Tuhan, dalam perikop tersebut, Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai kebangkitan
dan hayat. Kita perlu sadar, bahwa tidak jarang kita juga seperti Marta,
pengetahuan kita menghalangi kita mengenal bahwa Tuhan adalah kebangkitan dan
hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 23
No comments:
Post a Comment