Pembacaan
Alkitab: Yoh. 13:1-4
Doa
baca: “Ia mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia
ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.” (Yoh. 13:1b)
Pembasuhan Kaki
Yohanes 13:1 mengatakan bahwa Tuhan “… mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia
ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya.” Karena kasih ini,
Tuhan membasuh kaki murid-murid-Nya. Jadi, pembasuhan kaki adalah masalah
kasih, kasih yang sampai pada kesudahannya.
Tuhan membasuh kaki murid-murid-Nya sebab Ia tahu akan
tiga hal: (1) Bapa telah menyerahkan segala sesuatu ke dalam tangan-Nya, (2) Ia
datang dari Allah, dan (3) Ia kembali kepada Allah (Yoh. 13:3). “Segala
sesuatu” yang Bapa serahkan kepada-Nya terutama adalah murid-murid-Nya.
Kedatangan-Nya dari Allah membawa Allah ke dalam murid-murid-Nya; sedangkan
dalam kepergian-Nya kepada Allah, Ia harus meningglkan murid-murid-Nya. Setelah
Ia meninggalkan mereka, komunikasi antara murid-murid dengan Allah dapat
dipertahankan dengan pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki bertujuan membasuh kaki
dari semua nista yang menghalangi persekutuan Allah dengan manusia. Inilah
jalan untuk mempertahankan komunikasi mereka dengan Allah di dalam-Nya.
Ketika Tuhan Yesus hendak membasuh kaki
murid-murid-Nya, Ia menanggalkan jubah-Nya (Yoh. 13:4). Ini berarti Ia
meletakkan apa adanya Dia dalam kebajikan dan atribut-Nya dalam ekspresi-Nya.
Selain itu, Tuhan juga mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada
pinggang-Nya (Yoh. 13:4). Mengikat pinggang melambangkan mengekang, membatasi
diri dengan kerendahan hati (1 Ptr. 5:5). Lalu, Ia membasuh kaki murid-murid
dengan air (Yoh. 13:5). Air melambangkan Roh Kudus (Tit. 3:5), firman (Ef.
5:26; Yoh. 15:3), dan hayat (Yoh. 19:34). Kaki kita, anggota tubuh kita yang
menyentuh bumi, perlu dibasuh dengan air. Mengenai roh kita yang dilahirkan
kembali, kita adalah ciptaan baru. Tetapi, mengenai tubuh kita, kita tetap
dalam ciptaan lama dan berada di bumi. Melalui sentuhan dunia, kita sering
menjadi cemar. Karena itu kita perlu pembasuhan kaki.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment