Hitstat

06 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Senin

Mengasihi Saudara
1 Yohanes 3:10
"Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya."

Setelah menyuruh kita melakukan kebenaran, rasul Yohanes beralih ke masalah kasih. Melakukan kebenaran adalah tanda anak Allah, mengasihi saudara juga adalah tanda anak Allah. Kasih adalah yang di dalam, kebenaran adalah yang di luar. Kebenaran adalah hakiki tindakan Allah, kasih adalah hakiki esens Allah.
Mengasihi saudara adalah pernyataan yang kuat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Sejak awal, orang Kristen telah diajar bahwa mengasihi saudara adalah keharusan (Yoh. 15:12, 17), seperti yang dikatakan Yohanes dalam 3:11, "Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi".
Kasih di sini bukan berarti hanya bersikap ramah atau sekadar mengasihi dengan kasih insani. Kasih yang dimaksud adalah kasih ilahi, yaitu mengasihi orang lain seperti Kristus mengasihi kita. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan dengan kekuatan pribadi kita. Semakin kita berusaha dengan kekuatan kita, semakin kita tidak dapat mengasihi. Mengasihi saudara merupakan hasil dari kita tinggal di dalam Tuhan.
Jika seseorang mengaku bahwa ia telah dilahirkan kembali, tetapi tidak mengasihi saudaranya, maka pengakuannya tentang kelahiran kembali patut diragukan. Karena, ketika kita menerima kelahiran ilahi, kita menerima hayat (kehidupan) Allah yang sama sehingga di antara anak-anak Allah bisa saling mengasihi.
Marilah kita biarkan hayat kasih di dalam kita mengalir keluar menjadi tindakan yang nyata dalam mengasihi orang lain.

Dunia Membenci Kamu
1 Yoh. 3:12-13; Yoh. 15:18-20; 17:14-16

Rasul Yohanes berkata, "Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu" (1 Yoh. 3:13). Tuhan Yesus dalam Yohanes 15:18-19 juga mengatakan, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu."
Kita bukan berasal dari dunia, tetapi kita berasal dari Allah, karena itu pada kita haruslah hanya ada kasih (bukan benci) terhadap anak-anak Allah dan terhadap sesama manusia. Dunia boleh membenci kita. Karena dunia berasal dari si jahat, tetapi kasih haruslah menjadi ekspresi kita.
Yohanes mengingatkan kita mengenai Kain dan Habel. Setelah Allah menolak persembahannya, Kain sangat marah dan dengki terhadap saudaranya. Itulah sebabnya ia membunuhnya (Kej. 4:8). Kain seharusnya mengasihi adiknya, saudara sekandungnya sendiri. Tetapi, lihatlah Kain marah dan membenci adiknya. Kain tidak berbuat kebenaran, sebaliknya membenci yang mengakibatkan perbuatan jahat. Karena itu, Yohanes berkata bahwa Kain berasal dari si jahat dengan membunuh adiknya, Habel. Penyebab utamanya dinyatakan dalam 1 Yohanes 3:12, "Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar".
Saudara saudari, kiranya kita selalu diingatkan bahwa semua yang lahir dari Allah patut kita kasihi. Mungkin di antara kita ada berbagai macam perbedaan, perbedaan bangsa, suku, bahasa, warna kulit, status sosial, bahkan perbedaan pendapat dalam pemahaman Alkitab dan praktek penyembahan atau pelayanan. Tetapi apakah perbedaan-perbedaan itu boleh membuat kita membenci saudara kita, sedangkan kita semua dilahirkan oleh Allah? Jika "persembahan kita diterima" oleh Allah, bolehkah kita merendahkan mereka yang "persembahannya tidak diterima" oleh Allah. Dan bagaimana jika sebaliknya, apakah kita senang mengulangi sejarah Kain? Kiranya Tuhan membelaskasihani kita. Tanda orang yang dilahirkan kembali adalah mengasihi saudara. Mari kita tampilkan tanda ini dalam hidup sehari-hari.

Penerapan:
Kasih adalah perintah Tuhan. Sudahkah kita saling mengasihi saudara-saudara seiman kita? Coba periksa, sudahkah hubungan di antara kita sebagai anak-anak Allah, benar-benar tidak ada masalah, atau masih berada dalam basa-basi seperti di masyarakat pada umumnya?

Pokok Doa:
"Tuhan Yesus, berikan aku hati yang mengasihi orang-orang di sekelilingku, agar kasih-Mu dapat dirasakan oleh mereka. Bukan dengan kasih yang pura-pura atau hanya basa basi saja, melainkan kasih yang berasal dari Tuhan, yang sejati."

No comments: