Hitstat

27 June 2005

1 Yohanes Volume 3 - Minggu 3 Senin

Tidak Membenci Saudara (1)
1 Yohanes 4:20
"Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya."

Hayat yang ada di dalam setiap anak-anak Allah sangat kaya limpah. Sedemikian kaya sehingga membuat anak-anak Allah dapat mengasihi setiap saudara saudari. Asalkan seseorang itu milik Tuhan, kasih yang terkandung di dalamnya pasti akan mengalir keluar. Hati yang mengasihi ini diletakkan ke atas saudara ini demikian, diletakkan ke atas saudara yang lain juga demikian. Hati yang mengasihi saudara ini tidak pandang bulu, terhadap saudara saudari mana saja tak ada bedanya. Asalkan saudara saudari, pasti dikasihinya.
Seorang Kristen bisa dibuktikan bahwa ia kekurangan kasih persaudaraan, apabila di dalamnya ada kebencian kepada seorang saudara. Ia tak perlu membenci semua saudara, asalkan membenci seorang saudara saja, sudahlah cukup. Kasih persaudaraan adalah dapat mengasihi semua saudara. Karena itu, kita harus berhati-hati, janganlah kita melakukan perkara yang menyalahi kasih. Jangan sembarangan berbuat dosa terhadap saudara.
Marilah kita periksa kehidupan bergereja kita. Hari ini masih adakah perasaan tidak suka kepada salah satu dari anak-anak Allah. Hal ini dapat dilihat dari apakah kita selalu membicarakan kelemahan, kekurangan, kesalahan saudara saudari itu. Jika masih ada hal-hal ini berarti kita perlu segera bertobat dan menyelesaikannya di hadapan Allah secara tuntas. Kasih yang sejati bukan hanya bersedia menanggung kerugian, tetapi juga tak membicarakannya lagi.

Tidak Membenci Saudara (2)
1 Yoh. 4:20-21

Keadaan yang normal berkaitan dengan “tidak membenci saudara” adalah, apabila ada saudara melakukan perkara yang tidak dapat dibenarkan, kita boleh menasihati dan menegurnya, tetapi hati kita harus tidak membencinya.
Dalam Alkitab ada beberapa teladan, bagaimana hamba-hamba Tuhan bersikap ketika mereka menghadapi masalah dalam hubungannya dengan sesama umat Allah.
Ketika menghadapi persoalan dengan orang yang melakukan percabulan, Paulus berkata, “Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu” (1 Kor. 5:13). Bahkan Paulus dengan kuasa Yesus dan dalam nama Tuhan Yesus menyerahkan orang yang berzinah itu kepada Iblis supaya tubuhnya binasa. Ganjaran yang demikian adalah sangat berat. Namun Paulus bertindak demikian adalah “agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.” Jadi tujuan membinasakan tubuhnya pada masa kini, ialah agar ia tidak menderita kerugian pada hari Tuhan.
Ketika Yosua menghakimi Akhan, Yosua berkata kepadanya, “Anakku, muliakanlah Tuhan Allah Israel” (Yos. 7:19). Sungguhpun dosa Akhan sangat besar, tetapi Yosua berkata kepadanya dengan roh yang demikian lembut, dan dengan hati yang penuh kasih persaudaraan.
Tatkala berita kematian Saul sampai kepada Daud, ia segera mengoyakkan pakaiannya, menangisinya dan berpuasa sampai matahari terbenam (2 Sam. 1:11-12). Demikian pula ketika Daud mendengar kabar kematian Absalom, hatinya sangat sedih, sambil menangis ia berkata, “Anakku, anakku Absalom. Ah, kalau bisa aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (2 Sam. 18:3). Saul adalah raja yang memusuhinya, Absalom adalah anak yang mendurhakainya, tetapi ketika mereka mati, Daud meratapi mereka.
Dari teladan Paulus, Yosua, dan Daud, kita melihat bahwa di dalam hati mereka tidak ada rasa benci. Mereka memang harus menyelesaikan persoalannya, tetapi mereka tidak membenci. Kiranya, kasih Allah memenuhi hati kita, sehingga kita pun sama seperti mereka, tidak ada rasa benci terhadap sesama umat Allah.

Penerapan:
Kasih timbul karena kita banyak mendoakan mereka. Kasih timbul jika kita menanam kebaikan kepada orang. Biarlah kita juga belajar menasihati saudara atau saudari yang bersalah dengan roh yang lemah lembut dan hati yang penuh kasih.

Pokok Doa:
"Oh Tuhanku, aku benar-benar kekurangan kasih, ampunilah aku Tuhan. Tambahkan terus kasih-Mu di dalamku. Singkirkan semua kebencian di dalamku karena aku adalah anak-Mu."

No comments: