Hitstat

09 February 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 3 Sabtu

Yakub Memberkati Firaun
Kejadian 47:7
“Yusuf membawa juga Yakub, ayahnya, menghadap Firaun. Lalu Yakub memohonkan berkat bagi Firaun.”

Perkara pertama yang dilakukan Yakub setibanya di Mesir yaitu memberkati Firaun (Kej. 47:7, 10). Firaun merupakan orang tertinggi di bumi pada waktu itu, namun di berada di bawah tangan pemberkatan Yakub. Menurut Ibrani 7:7 “yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.” Meskipun Yakub adalah ayah dari Yusuf, kuasa atas seluruh tanah Mesir, bagaimanapun dia sedikit lebih kecil daripada Firaun. Di pihak lain, Yakub adalah seorang yang melarikan diri, menghindari kelaparan, datang ke tempat Firaun, masih perlu bersandar kepada Firaun untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal.
Kalau Yakub ini adalah Yakub yang dulu, begitu menemui Firaun, apakah yang akan ia perbuat? Bukankah dia harus lebih menjunjung tinggi Firaun? Tetapi dia sekarang sudah berbeda dengan dulu. Begitu masuk, “Lalu Yakub memohon berkat bagi Firaun.” Ibrani 7:7 mengatakan, “Bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.” Yakub sedikitpun tidak merasakan bahwa sekarang dia adalah orang yang mengungsi, orang yang menghindari satu bala kelaparan; dia sedikitpun tidak merasakan kedudukan Firaun betapa besar dan tinggi. Saat itu, meskipun Mesir adalah satu negara yang paling kuat, Firaun adalah raja satu negara yang paling kuat ini, Firaun juga sebagai orang yang memberi budi kepada Yakub, tetapi Yakub di depan Firaun tidak kehilangan kedudukannya. Dia nampak, meskipun pada aspek duniawi kedudukan Firaun besar, tetapi di aspek rohani kedudukan Firaun adalah kecil. Sebab itu, dia bisa meminta berkat bagi Firaun. Dia berdiri pada kedudukan rohani. Yakub mengenal kedudukannya yang sejati, dan menurut kedudukannya itu ia memberkati Firaun.

Yakub Kian Bertambah Terang
Kej. 47:8-9

Kemudian bertanyalah Firaun kepada Yakub, “Sudah berapa tahun umurmu?” Jawab Yakub kepada Firaun, “Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing” (Kej. 47:8-9). Yakub mengenal keadaannya sendiri, sedikitpun dia tidak merasa dirinya besar atau sangat pandai. ”Lalu Yakub memohonkan berkat bagi Firaun” (Kej. 47:10). Ketika dia minta diri, dia memberi berkat lagi kepada Firaun.
Yakub tinggal di Mesir selama tujuh belas tahun. Tetapi selama tujuh belas tahun ini, dia bukannya berkarat, melainkan terus maju, sehari lewat sehari dia semakin terang, betul-betul adalah “kian bertambah. terang sampai rembang tengah hari” (Ams. 4:18). Menjelang meninggal dunia, dia bercahaya sampai puncaknya. Semoga Tuban memberi kita kesudahan yang sama dengannya.
Ketika Yakub tinggal di Mesir, belum pernah ia berkata kepada anaknya, “Kamu harus bagaimana memberiku tempat tinggal, kamu harus bagaimana memberiku keperluan kehidupan,” tetapi sekarang dia berkata kepada anaknya, “Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir, karena aku mau mendapat perhentian bersamasama nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka” (Kej. 47:28-30). Ketika dia di Mesir, dia tidak memperhatikan makan apa, berpakaian apa; terhadap hal-hal itu dia tidak ada masalah. Tetapi mengenai tempat penguburannya, Yakub tidak mau sembarangan. Dia tahu bahwa hal ini bersangkut paut dengan janji Allah, bersangkut paut dengan tanah yang dijanjikan Allah, bersangkut paut dengan negara yang akan didirikan oleh Allah. Dia memperhatikan persoalan setelah dia meninggal.
Dulu Yakub adalah orang yang hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri, tetapi kini yang dia perhatikan tidak lagi persoalan pribadi, melainkan persoalan yang berhubungan dengan perjanjian antara Allah dengan keluarganya, yaitu persoalan kedudukan Abraham, Ishak dan Yakub dalam kesaksian Allah. Dengan lembut Yakub berkata, “Karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka.” Dari perkataan-perkataan ini, kita dapat nampak, bahwa Allah telah menyusun satu karakter yang baru di atas diri Yakub.
“Lalu sujudlah Israel di sebelah kepala tempat tidurnya” (Kej. 47:31). “Di sebelah kepala tempat tidurnya” atau “menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya.” Sekarang Yakub menyembah Allah sambil bersandar pada tongkatnya, seolah dia berkata kepada Allah, “Segala yang Engkau perbuat atas diriku, adalah yang terbaik, karena itu, aku mau bersujud menyembahMu.”

Penerapan:
Ingatlah, di dunia ini, banyak orang Kristen yang telah kehilangan martabat mereka sebagai orang Kristen. Janganlah kita mau menjadi orang yang membuang kedudukan sebagai orang Kristen. Kita wajib memelihara kedudukan orang Kristen. Kita sendiri jangan sengaja mencari kesukaran, tetapi di bawah izin atau pengaturan Allah, kita harus memiliki reaksi yang wajar dan tidak boleh mundur ke belakang.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, jagalah aku agar teguh berdiri pada kedudukanku yang sorgawi. Tuhan, aku bangga menjadi anak Allah, bangga menjadi orang Kristen, karena aku memiliki kedudukan untuk memberkati orang lain. Statusku sungguh mulia!

No comments: