Hitstat

27 February 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 2 Rabu

Menikmati Kristus sebagai Perhentian
Kejadian 49:11
“Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur.”

Kejadian 49:11 mengatakan tentang Yehuda, “Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur, dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan.” Dalam Alkitab, keledai adalah binatang yang digunakan untuk bepergian (Bil. 22:22; Mat. 21:5). Menambatkan keledai berarti perjalanan telah berakhir dan sudah tiba pada tempat tujuan. Orang-orang di dunia hari ini ibarat keledai yang bepergian, berjuang, bekerja susah-payah untuk mengejar tujuan mereka. Semua orang Kristen tanpa perkecualian adalah pula keledai-keledai yang bepergian, berjuang dan bekerja susah-payah demi mengejar tujuannya masing-masing. Apakah tujuan kita yang sebenarnya? Tempat tujuan kita ialah pohon anggur, yaitu Kristus yang hidup, yang penuh dengan hayat. Kita harus menambatkan “keledai” kita pada pohon anggur ini. Yang perlu kita lakukan bukanlah berkelana ke sana kemari, melainkan menikmati perhentian di dalam Kristus, Sang hayat ini.
Tongkat kerajaan, jabatan raja serta kerajaan semuanya adalah milik Kristus. Kita hanya perlu menikmati perhentian di dalam Dia Sang pohon anggur itu. Tambatkanlah keledai kita pada pohon anggur. Umumnya orang menambatkan keledai pada tiang atau pancang. Namun kita tidak menambatkan keledai kita pada tiang yang mati, melainkan pada pohon anggur yang penuh hayat. Kita telah berada di dalam Kristus. Alangkah tololnya kalau kita tetap berkelana di dunia, dan terus berjuang untuk tujuan-tujuan yang tidak jelas. Semua jerih-payah itu sia-sia belaka. Hanya satu hal yang perlu: menambatkan keledai kita pada pohon anggur - Kristus.

Mengalami Kristus sebagai Kepuasan Kita
Kej. 49:11-12; Why. 3:18; Yoh. 6:27

Kejadian 49:11 mengungkapkan pula tentang Yehuda, “Ia akan mencuci pakaiannya dengan arak, dan bajunya dengan darah buah anggur.” Dalam Alkitab, tindak-tanduk kita dalam hidup sehari-hari diumpamakan pakaian atau jubah (Why. 3:18). Secara kiasan, pakaian atau baju melambangkan tingkah laku kita. Pakaian mewakili sepak terjang dan perbuatan kita. Jadi, mencuci pakaian kita dengan arak dan baju kita dengan darah buah anggur berarti kita merendam tindak tanduk kita, penempuhan hidup kita tiap hari ke dalam kenikmatan akan kekayaan hayat Kristus.
Sari buah anggur terutama untuk meleraikan dahaga kita, sedangkan arak anggur membangkitkan semangat kita. Dahaga kita perlu dileraikan, dan semangat rohani kita perlu dibangkitkan. Dalam suatu pengertian, setiap orang Kristen yang menambatkan keledainya pada pohon anggur Kristus akan bergembira dan bersemangat. Di satu pihak, Kristus yang berlimpah itu membangkitkan kegairahan rohani kita. Di lain pihak, Ia meleraikan dahaga kita. Kita perlu merendam tindak tanduk kita, hidup kita dan sepak terjang kita ke dalam kenikmatan pada kelimpahan hayat Kristus. Kemudian tingkah laku kita akan diresapi dan dijenuhi oleh kenikmatan penuh atas kekayaan hayat Kristus. Kalau kita demikian menikmati Kristus, kehidupan kekristenan kita akan sangat berbeda, penuh semangat, penuh sukacita, dan penuh kepuasan.
Mungkin dulunya kita adalah orang Kristen yang selalu kurang puas, yang jarang sekali bergembira, yang selalu mengerutkan kening dan bermuka panjang, yang selalu tampak bermuram durja. O, keadaan itu sungguh kasihan! Semua yang berada di dalam kerajaan Kristus seharusnya tersenyum, girang, penuh semangat dan puas. Kuncinya adalah kita harus merendam tindak tanduk kita ke dalam kenikmatan yang berlimpah atas hayat Kristus.
Melalui tinggal di dalam kenikmatan atas kekayaan hayat Kristus, kita akan diubah. Kejadian 49:12 berbunyi, “Matanya akan merah karena arak dan giginya akan putih karena susu.” Inilah melambangkan pengubahan yang terjadi oleh hayat Kristus yang kaya. Mata yang merah karena arak melambangkan kerohanian seseorang yang sehat, sedangkan gigi yang putih menunjukkan kemampuan kita yang baik dalam hal menerima firman Allah sebagai makanan rohani serta dapat mengutarakan firman-Nya dengan kuat kepada orang lain. Hari ini tidak banyak orang Kristen yang dapat menyantap dan mencerna firman Allah secara tepat atau mengutarakannya dengan kuat. Oleh karena itu, di dalam kehidupan gereja, kita perlu menebus waktu untuk dipenuhi dan dijenuhi dengan hayat-Nya melalui menikmati Kristus sebagai minuman dan makanan kita (Yoh. 6:27).

Penerapan:
Tanpa kita menambatkan sasaran hidup kita pada menikmati Tuhan sebagai pohon anggur yang menyuplai kita, niscaya kehidupan kita terasa hambar dan kosong. Mungkin kita tetap melakukan pekerjaan kita masing-masing, tetapi di dalamnya, kita harus melatih diri kita untuk menyeru nama Tuhan, berdoa, dan menghirup Dia. Demikian kita akan disegarkan dan penuh dengan sukacita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, bawalah diriku secara riil bisa menikmati Engkau sebagai pohon anggur sebab kami mau Engkau makin memuaskan kami dan membangkitkan semangat kami dalam mengikuti Engkau.

No comments: