Hitstat

18 February 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 1 Senin

Manifestasi Kematangan Yakub
Kejadian 49:1
“Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: ‘Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.’”

Dalam Kejadian 49, kita akan melihat manifestasi lain atas kematangan Yakub dalam hayat, yaitu menyampaikan perkataan nubuat melalui memberkati. Perkataan Yakub dalam pasal ini sepenuhnya menunjukkan tingkat kematangannya dalam hayat. Kita dapat menulusuri kemajuan hayat Yakub melalui kemajuannya atas tutur katanya. Kalau kita melihat kembali ke belakang, perkataan pertama yang meluncur dari mulut Yakub adalah menyuruh Esau menjual hak kesulungannya (Kej. 25:31). Ini adalah perkataan yang licik. Lalu, Yakub mendustai ayahnya sendiri (Kej. 27:19-20, 23). Selanjutnya, perkataan Yakub dalam Kejadian 29-33 penuh dengan kegemarannya sendiri, ambisi dan kepentingan sendiri. Melalui percakapannya yang tercatat dalam pasal-pasal ini, tersingkaplah berbagai aspek ego Yakub, seolah-olah ia tidak mempunyai roh. Bila di tengah-tengah kita ada saudara yang seperti itu, niscaya kita akan sangsi apakah ia benar-benar telah dilahirkan kembali.
Tetapi sampai pada Kejadian 35, tutur kata Yakub mengalami perubahan. Sewaktu Yakub dihantar ke hadapan Firaun, ia tidaklah mengucapkan perkataan apapun selain memberkati Firaun. Hampir tidak ada percakapan, tetapi ada pemberkatan yang kuat (Kej. 47:7-10). Perkataan kita adalah bagian yang sangat besar dan penting. Tuhan Yesus berkata bahwa perkataan yang diucapkan oleh mulut meluap dari hati (Luk. 6:45). Perkataan kita menyatakan bagaimana hati kita, menyatakan apa yang terkandung dalam hati kita, dan menyingkapkan tingkat kematangan kita dalam hayat. Sekali lagi, tingkat kematangan kita dapat terlihat dengan jelas dari jenis perkataan apa yang keluar dari mulut kita.

Empat Ciri Kematangan Yakub
Flp. 3:10

Perkataan Yakub dalam Kejadian 49 amatlah berbobot. Setiap ucapan yang diutarakan di sini merupakan perkataan nubuat. Ini membuktikan bahwa pertumbuhan hayat kita akan ternyata atas tutur kata kita. Janganlah lupakan fakta bahwa pembicaraan kita akan menunjukkan di mana kita. Perkataan Yakub dalam Kejadian 49 merupakan perkataan yang tak dapat kita jumpai di lain tempat. Ini bukan sekedar perkataan ajaran, dorongan atau anjuran, melainkan perkataan nubuat melalui pemberkatan, nubuat yang dijenuhi oleh pemberkatan. Mengucapkan perkataan semacam ini tidaklah mudah. Yesaya adalah yang tertinggi di antara nabi-nabi. Namun, di antara banyak nubuat di dalam tulisannya, sulit ditemukan sebuah catatan nubuat yang disampaikan melalui pemberkatan. Yesaya bernubuat, namun ia tidak bernubuat melalui pemberkatan. Tetapi dalam Kejadian 49, Yakub tidak hanya bernubuat tetapi juga memberkati.
Kita dapat mempelajari beberapa hal yang terdapat pada diri Yakub yang membuat dia dapat bernubuat bagi anak-anaknya melalui memberkati mereka. Pertama, Yakub sangat mengenal Allah, mengenal kehendak hati Allah dan maksud tujuan Allah. Kedua, Yakub sangat mengenal anak-anaknya. Kelihatannya mudah bagi orang tua untuk mengenal anak-anak mereka; tetapi sesungguhnya banyak dari orang tua yang tak mengenal siapa sebenarnya anak-anak mereka dan di mana perkembangan mereka sebenarnya. Namun Yakub mengerti akan anak-anaknya secara menyeluruh. Setiap situasi, kondisi dan masalah yang tersembunyi dari anak-anaknya terbentang jelas dalam pandangan Yakub. Ketiga, Yakub penuh dengan kelimpahan hayat. Ia tidak hanya mengenal Allah melalui pengetahuan, terlebih ia telah mengalami Allah sendiri. Mungkin banyak orang yang tahu tentang Allah, tetapi sangat sedikit yang mengenal Allah melalui mengalami-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang dapat mengemukakan teori tentang Allah, tetapi sedikit yang telah mengalami penanggulangan dan peremukkan Allah (Flp. 3:10). Yakub adalah seorang yang telah mengalami semuanya itu sehingga menjadikan dia seorang yang berkelimpahan dalam hayat.
Disamping ketiga hal tersebut di atas, Yakub memiliki roh yang kuat dan aktif. Perkataan Yakub dalam Kejadian 49 ini diucapkan di saat ia menjelang tutup usia. Banyak orang Kristen tatkala menjelang ajalnya begitu lemah, baik tubuh, jiwa, maupun rohnya. Walau tubuh jasmani Yakub hampir mati, namun rohnya kuat perkasa dan aktif. Manusia batiniahnya telah diresapi dan dijenuhi seluruhnya oleh Allah, sehingga perkataannya bukan lagi berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari Allah. Perkataan seperti itulah yang kurang dalam gereja-gereja hari ini. Apa yang gereja butuhkan hari ini ialah perkataan dari orang-orang yang telah tersusun oleh Allah.

Penerapan:
Perkataan apakah yang sering keluar dari mulut kita? Perkataan berkat ataukah perkataan yang sia-sia? Apabila kita masih sering mengucapkan perkataan kotor, yang sembrono, yang tidak ada artinya, itu menunjukkan bahwa keadaan kita sesungguhnya masih jauh dari kematangan hayat. Kita perlu berdoa mohon Tuhan berjaga-jaga pada pintu bibir kita, agar kita dapat mengucapkan perkataan berkat.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, rahmatilah aku, penuhilah hatiku dengan segala kelimpahan-Mu, agar setiap perkataan yang keluar dari mulutku bukanlah kutuk ataupun perkataan sia-sia tetapi perkataan yang baik.

No comments: