Hitstat

16 February 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 4 Sabtu

Memberkati: Membawa Orang Menikmati Allah Tritunggal (1)
Kejadian 48:15-16
“... Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang, dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, ....”

Dalam 2 Korintus 13:13 Rasul Paulus juga memberikan sebuah contoh tentang pemberkatan. Ayat ini berbunyi, “Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” Kita tahu bahwa seorang imam membawa orang-orang kepada Allah. Akan tetapi seorang rasul membawa Allah kepada orang-orang; ia mendatangi orang-orang bersama Allah. Dalam 2 Korintus 13:13 kita melihat kunjungan anugerah Allah Tritunggal. Melalui pemberkatan Rasul Paulus, Allah Tritunggal mendatangi orang-orang untuk menjadi kenikmatan mereka.
Kenikmatan ini berupa kasih Allah sebagai anugerah Kristus melalui persekutuan Roh Kudus. Kasih, anugerah dan persekutuan bukanlah tiga hal yang terpisah-pisah, kesemuanya itu merupakan tiga aspek atau tiga tahap dari satu hal. Ketiganya adalah bagi kenikmatan kita. Kasih itu di dalam, anugerah adalah kasih yang terekspresi, sedang persekutuan merupakan penyaluran anugerah ke dalam kita. Kasih adalah sesuatu yang di dalam diri Allah. Kapankala kasih ini diekspresikan, itulah anugerah, dan anugerah ditransmisikan di dalam persekutuan. Misalkan, kita mengasihi saudara tertentu. Kasih itu ada di batin. Bagaimana kasih ini dapat diekspresikan? Kita dapat mengekspresikannya dengan misalnya memberinya sebuah Alkitab. Alkitab mewakili anugerah yang sebagai pernyataan kasih yang kita miliki di batin kita bagi saudara tersebut. Agar anugerah ini sampai kepadanya, maka kita harus benar-benar memberi Alkitab itu kepadanya. Inilah persekutuan. Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa diberkati adalah menikmati Allah Tritunggal sebagai kasih, anugerah, dan persekutuan di dalam kita.

Memberkati: Membawa Orang Menikmati Allah Tritunggal (2)
1 Tes. 5:23; Ibr. 9:14; Mat. 16:24-26; 1 Tes. 4:4; Rm. 6:6

Setelah tinggal di Betel cukup lama, Yakub berangkat dari sana (Kej. 35:16). Pada saat Yakub meneruskan perjalanan dari Betel, ia mengalami penanggulangan yang lebih dalam dan lebih pribadi: Rahel, istri kesayangannya, meninggal ketika melahirkan Benyamin, anak Yakub yang bungsu (Kej. 35:16-20). Pengalaman ini menyangkut perkara mati dan lahir, rugi dan untung. Yakub kehilangan Rahel dan memperoleh Benyamin. Rahel mewakili pilihan Yakub yang alamiah. Lea serta dua budak perempuannya bukan pilihan hati Yakub. Hati Yakub seluruhnya terletak pada Rahel; ia tidak menaruh hati pada ketiga lainnya. Setiap perkara dalam Alkitab mengandung tujuannya. Sebelum pengalaman di Betel, Allah membiarkan pilihan hati Yakub yang alamiah. Tetapi setelah pengalaman di Betel, pilihan alamiahnya telah disingkirkan darinya. Sebelum kita memasuki kehidupan gereja, kita tetap mempunyai konsepsi, pilihan dan kecenderungan alamiah. Namun setelah pengalaman di Betel, kita harus bersiap kehilangan pilihan alamiah kita. Sesudah kita mengalami kehidupan gereja, pilihan alamiah kita harus dikebelakangkan.
Kejadian 35:18 mencantumkan, “Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas —sebab ia mati kemudian — diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.” Anak ini diberi dua nama, satu dari ibunya dan satu dari ayahnya. Ben-oni berarti “anak sengsara”. Rahel memberi nama ini karena ia menderita sengsara dan dalam kesusahan. Namun Yakub segera mengubahnya menjadi Benyamin, yang berarti “anak tangan kanan”. Di semesta jagad ini hanya ada satu yang sekaligus merangkap anak sengsara dan anak tangan kanan – yaitu Kristus. Di satu pihak, Kristus itu Ben-oni dan di pihak lain Dia itu Benyamin. Kristus itulah Sang ajaib yang beraspek dua ini. Tidak seorang pun pernah menderita sengsara sebanyak Kristus dan tidak seorang pun telah dijunjung setinggi Kristus. Yesaya 53:3 melukiskan Dia sebagai “seorang yang penuh kesengsaraan”. Kisah Para Rasul 2:33 meneterakan bahwa Ia “ditinggikan oleh tangan kanan Allah” dan Ibrani 1:3 memaktubkan bahwa Ia duduk “di sebelah kanan Yang Maha-besar”. Mula-mula Yesus sebagai anak sengsara, anak menderita. Rahel bukan satu-satunya orang yang mengalami sengsara ini; Maria, ibu Kristus, juga mengalaminya. Menurut Lukas 2:35, jiwanya ditembusi oleh pedang karena penderitaan anaknya. Tetapi setelah tiga puluh tiga setengah tahun, dalam kebangkitan dan kenaikan, Kristus telah menjadi Anak tangan kanan Allah. Sebab itu, tidak seorang dapat menyangkal bahwa Benyamin adalah sebuah lambang Kristus yang sengsara dan yang telah ditinggikan.

Penerapan:
Hawa nafsu adalah rintangan yang mencegah kita menikmati Allah. Kristus telah menebus kita dari cara hidup kita yang sia-sia (1 Ptr. 1:18-19), karena itu kita harus menjauhkan diri dari nafsu (1 Ptr. 2:11) dan tidak lagi hidup dalam daging menurut nafsu daging (1 Ptr. 4:12). Hasilnya, kita akan berbagian dalam sifat Allah, menikmati segala kelimpahan apa adanya Allah Tritunggal.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, berkatilah aku dengan kasih, anugerah, dan Roh-Mu senantiasa. Aku mau melatih diriku untuk hidup dalam persekutuan dengan-Mu, bergaul dengan-Mu, sehingga sifat kudus-Mu memenuhi aku.

No comments: