Hitstat

09 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 1 Kamis

Menyiapkan Orang untuk Menerima Kristus
Matius 3:3
Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”

Yohanes Pembaptis ialah orang yang menyiapkan dan meluruskan jalan untuk Tuhan. Ia menyiapkan dan meluruskan jalan untuk Tuhan dengan cara memalingkan pikiran orang berdosa kepada Tuhan dan membuat hati mereka benar, menjadikan setiap bagian jalan setapak hati mereka diluruskan oleh Tuhan melalui pertobatan bagi Kerajaan Surga (Luk. 1:16-17). Yohanes Pembaptis menyiapkan jalan dan meluruskan jalan setapak bagi Tuhan. Ini membuktikan bahwa jalan itu asalnya tidak rata, penuh dengan bukit dan lembah. Di beberapa tempat sangat rendah dan di lain tempat sangat tinggi. Yohanes datang untuk meratakan jalan dan lembah-lembah, menambal lubang-lubang, serta membuat jalan itu rata. Yohanes juga meluruskan jalan setapak yang berliku-liku. Ini berarti bahwa dalam ministrinya, Yohanes Pembaptis banyak menanggulangi pikiran dan hati manusia.
Renungkanlah masa lampau kita sebelum kita diselamatkan. Bukankah jalan di dalam kita tidak rata? Sesungguhnya jalan dalam pikiran kita dipenuhi dengan banyak bukit dan lembah. Seringkali banyak pikiran dan imajinasi yang kotor terlintas di sana. Selain itu, dalam pikiran, emosi, dan keinginan kita, terdapat banyak lekukan. Misalnya, kemarin malam kita mengatakan bahwa istri kita itu bagaikan seorang bidadari, tetapi keesokan harinya kita mengatakan dia itu Iblis. Hanya sedikit teguran saja, sudah membuat kita tersinggung dan marah dengan hebat. O, sebelum kita bertobat, semua jalan di dalam hati kita sangat bergelombang dan tidak ada yang lurus.
Hanya pertobatan yang sejati yang mampu menyiapkan jalan bagi Tuhan sebagai Raja untuk masuk ke dalam kita. Di sepanjang jalan yang rata ini dan hanya pada jalan setapak yang telah diluruskan inilah, kita bisa menerima sang Raja dan terus-menerus menikmati penyertaan-Nya yang manis.

Mat. 3:3; Luk. 1:16-17; Yes. 40:3-5; Kis. 6:7

Yesaya 40:3-5 mengatakan, “Ada suara yang berseru-seru: ‘Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama.’” Yohanes Pembaptis adalah suatu suara, suara yang berseru-seru. Keberadaan Yohanes Pembaptis bukan untuk dilihat, tetapi untuk didengar. Penampilannya tidak begitu penting, namun pesan yang ia sampaikan teramat penting. Bahkan sampai hari ini, suara Yohanes Pembaptis masih kerap terdengar di mana-mana. Bangsa Israel, termasuk juga kita hari ini, dalam pengertian rohani, adalah padang gurun, tempat yang kering dan tandus. Yohanes berseru kepada orang-orang untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan bertobat, dan meninggalkan dosa-dosa serta meluruskan jalan-Nya dengan menyingkirkan apapun yang menghalangi kerajaan-Nya berdiri.
Ketika Yohanes berada di padang gurun, ia bagaikan sebuah magnet besar yang menarik banyak orang kepadanya. Karena itu, Matius 3:5 mengatakan, “Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan seluruh daerah sekitar Yordan.” Karena daya tariknya, banyak orang datang kepada Yohanes Pembaptis. Yohanes adalah seorang yang telah diresapi dan dijenuhi dengan Roh Kudus. Pada Yohanes terdapat Roh dan kekuatan. Karena itu seperti yang dikatakan dalam Lukas 1:16, ia menyebabkan banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka. Fakta bahwa Yohanes memalingkan banyak orang Israel kepada Tuhan menunjukkan bahwa bani Israel telah meninggalkan Allah. Bahkan imam-imam yang melayani Allah di dalam bait dengan menyalakan lampu dan membakar ukupan telah meninggalkan Allah dan jauh dari Allah. Di tempat lain dalam Perjanjian Baru kita diberi tahu bahwa banyak imam yang pada akhirnya berpaling kepada Allah (Kis. 6:7). Jadi, imam-imam, orang-orang yang melayani Allah sekalipun, masih perlu berpaling kepada Allah, termasuk kita hari ini.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mengakui bahwa aku sering menolak hati nurani yang baik sehingga jalanku menjadi tidak benar dan berliku-liku. Tuhan, demi terang-Mu, biarlah aku belajar untuk senantiasa melatih diri agar tidak mengikuti zaman yang bengkok dan yang merosot ini. Biarlah aku senantiasa memelihara hati nurani yang lurus, normal, tepat, dan murni terhadap-Mu sehingga Engkau mendapatkan aku seluruhnya.

No comments: