Hitstat

28 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 4 Selasa

Melayani di Dunia yang telah Dirusak Iblis
Matius 4:16
Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.

Yesus, Raja baru, memulai ministri-Nya bukan di kota kudus ataupun di Bait Suci, melainkan di Galilea, di tepi laut (by the sea, ASV; danau, LAI). Pendahulu-Nya melayani di tepi sungai, di padang gurun, tetapi Ia memulai ministri-Nya di pantai Laut Galilea. Galilea adalah tempat dengan penduduk campuran, orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Karenanya, tempat ini disebut “Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain”, tempat yang diremehkan oleh orang-orang Yahudi ortodoks (Yoh. 7:41, 52). Raja baru justru memulai ministri rajani-Nya untuk Kerajaan Surga di tempat yang diremehkan seperti itu, jauh dari Yerusalem yang terhormat dengan Bait Sucinya, pusat agama ortodoks. Ini menyiratkan bahwa ministri Raja yang baru diurapi adalah untuk Kerajaan Surgawi, bukan kerajaan yang bumiah.
Raja baru melayani di sekitar Laut Galilea. Dalam Alkitab, Laut Galilea melambangkan dunia yang telah dirusak oleh Iblis. Sungai Yordan adalah tempat penguburan, sedangkan Laut Galilea adalah dunia yang telah rusak. Dulu mungkin kita adalah orang yang sibuk bekerja demi uang di tepi “Laut Galilea” kita, yaitu di dunia yang jahat dan telah dirusak oleh Iblis. Tetapi pada suatu hari, terjadi kejutan bagi kita bahwa Yesus dengan sengaja datang ke “Laut Galilea” kita sebagai Raja baru untuk menyelamatkan dan mendapatkan kita.
Bagaimanakah cara Tuhan dalam menyelamatkan dan mendapatkan kita? Tuhan Yesus datang sebagai Terang yang besar. Matius 4:16 mengatakan, “Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Yohanes Pembaptis adalah pelita yang menyala dan bercahaya (Yoh. 5:35). Tetapi Raja ini bukan hanya Terang, tetapi juga Terang yang besar. Begitu kita diterangi, kitapun diselamatkan dan didapatkan oleh Tuhan.

Mat. 4:12-13; Yoh. 7:41, 52; 5;35; Kis. 26:18

Sebagaimana Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, tidak menyadari bahwa mereka berada dalam kegelapan ketika bekerja di dekat Laut Galilea mencari nafkah, kitapun dulu demikian adanya. Kita sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing di dunia yang sebenarnya berada dalam naungan maut. Inilah gambaran yang tepat mengenai situasi hari ini. Banyak orang Kristen yang pertama kali bertemu dengan Tuhan Yesus “di tepi sungai” dan beroleh selamat. Tetapi kemudian mereka tidak lagi memperhatikan keselamatan mereka; sebaliknya, mereka malah lebih memperhatikan pekerjaan di dunia untuk mendapatkan nafkah. Karena itu, mereka pergi ke “Laut Galilea” untuk mencari nafkah. Mereka tidak mengetahui bahwa dengan pergi ke Laut Galilea untuk mencari nafkah, mereka telah masuk ke dalam wilayah kegelapan, wilayah yang dinaungi maut. Hampir semua orang yang bergumul mencari nafkah di dunia hari ini berada dalam kegelapan dan dinaungi maut. Apa yang mereka kejar baik berupa uang, barang materi, pemberian, harta benda, keuntungan, pesta pora, dan lain-lain; sangat berpotensi untuk membangkitkan nafsu dan membujuk mereka menjauhi Allah.
Puji Tuhan, karena Raja mau datang ke tepi Laut Galilea. Bahkan sampai hari ini Ia masih datang ke “tepi Laut Galilea”, berjalan menyusuri pantai untuk mendapatkan kita. Saat ini Ia datang sebagai Terang yang besar. Ketika Petrus dan Andreas sedang menjala ikan, terang besar ini bercahaya atas mereka. Ketika Tuhan berdiri dan bercahaya atas mereka, mungkin Ia berkata, “Petrus dan Andreas, apa yang sedang kalian lakukan di sini? Tidak ingatkah kalian bahwa Aku pernah bertemu kalian di dekat Sungai Yordan? Petrus, tidak ingatkah kamu bagaimana Aku mengubah namamu?” Hari itu di tepi Laut Galilea, Terang yang besar bercahaya atas mereka. Terang adalah ekspresi Allah; terang ini adalah Allah yang memancar. Syukur kepada Allah bahwa Dia telah melepaskan kita dari kegelapan setani ke dalam terang ilahi (Kis. 26:18; 1 Ptr. 2:9). Terang inilah yang memancar dalam kegelapan di dalam kita. Begitu terang memancar, kegelapan tidak dapat menguasainya (Yoh. 1:4-5). Ketika kita mengikuti terang ini, kita pun tidak lagi berjalan dalam kegelapan.

Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah terang dunia. Hanya Engkau yang dapat mengusir semua kegelapan di dalamku; hanya Engkau yang dapat membereskan kebutaanku dan membuat mata rohaniku dapat melihat. Biarlah firman-Mu masuk ke dalamku dan berbaur denganku sehingga melalui gerakan dan urapan Roh Kudus aku dapat melihat Engkau dengan jelas dan mengikuti Engkau ke manapun Engkau pergi.

No comments: