Hitstat

25 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 3 Jumat

Enyahlah, Iblis! Sebab Ada Tertulis: ...
Matius 4:8-9
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Setelah gagal dalam pencobaannya mengenai agama, Iblis mengajukan pencobaannya yang ketiga kepada Raja baru, kali ini mengenai kemuliaan dunia ini (Mat. 4:8-9). Iblis memperlihatkan kepada Tuhan Yesus semua kerajaan dunia dan kemegahannya. Urutan pencobaan si licik itu selalu datang secara demikian: pertama, berhubungan dengan penghidupan manusia; kedua, berhubungan dengan agama; dan ketiga, berhubungan dengan kemegahan duniawi. Dalam banyak pencobaan, ketiga perkara ini pasti ada. Pencobaan ketiga adalah masalah kemegahan dunia: ambisi, kedudukan, nama besar, dan kekayaan. Semuanya ini tercakup dalam "kemegahan dunia" di sini.
Dalam masyarakat modern dewasa ini, ambisi adalah masalah yang besar. Setiap orang, entah dalam lingkungan politik, perdagangan, atau pendidikan, mengejar pangkat. Bahkan di antara murid-murid Tuhan, ada persaingan untuk menjadi yang terbesar. Keinginan untuk memperoleh suatu kedudukan adalah ambisi. Bahkan dalam pekerjaan Tuhan pun ada ambisi. Dalam kehidupan gereja, mungkin ada beberapa saudara yang berambisi untuk menjadi pemimpin. Ambisi ini tersembunyi di dalam kita. Tetapi ketahuilah, di balik setiap ambisi terdapat berhala yang tersembunyi.
Jika kita berambisi untuk memiliki kedudukan ataupun nama besar, ketahuilah bahwa ada berhala di balik ambisi-ambisi itu. Bila kita tidak menyembah berhala, kita pasti tidak akan menampakkan ambisi kita. Untuk berbagian dalam kemegahan dunia, kita harus menyembah berhala. Tanpa menyembah berhala, sangat sulit memperoleh kedudukan di dunia. Kapan saja kita mencari kedudukan tertentu, lubuk batin kita tahu bahwa kita sedang menyembah satu berhala. Inilah sebabnya, rasul berkata bahwa keserakahan adalah penyembahan berhala (Kol. 3:5).

Mat. 4:8-9; Kol. 3:5; Yoh. 4:6; Yeh. 28:13-14

Lukas 4:6 mengatakan bahwa kerajaan dunia beserta kemegahannya telah diserahkan kepada Iblis; karena itu, Iblis dapat memberikannya kepada siapa saja yang dikehendakinya. Sebelum kejatuhannya, Iblis adalah penghulu malaikat yang ditunjuk oleh Allah sebagai penguasa dunia (Yeh. 28:13-14). Karena itu, dia disebut "penguasa dunia ini" (Yoh. 12:31), yang menguasai semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya. Karena ingin disembah, dia memamerkan semua ini untuk mencobai Raja yang baru diurapi. Raja yang Surgawi dapat mengalahkan pencobaan ini, tetapi antikristus yang akan datang tidak demikian (Why. 13:2, 4).
Dalam Matius 4:10 Tuhan Yesus berkata, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Dalam bahasa Yunani, Iblis (Satan) berarti seteru. Satan bukan hanya musuh Allah di luar Kerajaan Allah, tetapi juga seteru Allah dalam Kerajaan Allah, tempat ia memberontak kepada Allah. Raja baru menghardik Iblis atas apa yang dipamerkannya dan mengalahkan dia dengan berdiri pada kedudukan manusia untuk menyembah dan melayani Allah semata. Menyembah atau melayani apa pun selain Allah untuk mendapatkan keuntungan merupakan pencobaan dari Iblis, agar dia bisa mendapatkan penyembahan. Dalam menjawab tawaran Iblis, Tuhan seolah-olah berkata kepada Iblis, "Iblis, sebagai seorang manusia, Aku hanya menyembah Allah dan hanya berbakti kepada-Nya saja. Kau adalah musuh Allah, dan Aku tidak akan pernah menyembahmu!"
Jika kita merenungkan pengalaman kita, kita akan nampak bahwa semua pencobaan itu tercakup dalam tiga aspek ini: pencobaan atas masalah penghidupan, pencobaan atas mukjizat agama, dan pencobaan di ruang lingkup kemegahan dunia. Sepanjang hari kita dicobai dalam aspek penghidupan, agama, dan kedudukan duniawi. Namun Tuhan Yesus mengatasi setiap aspek pencobaan musuh, karena dalam hidup-Nya, Ia hanya memperhatikan tiga hal: firman Allah, diri Allah, dan menyembah Allah. Kemenangan Tuhan atas pencobaan Iblis membuat-Nya bersyarat menjadi Raja Surgawi.

Doa:
Tuhan Yesus, tambahkanlah kasih karunia padaku agar dalam mengikuti dan melayani-Mu, kapasitasku semakin diperbesar, sebaliknya ambisiku terkikis habis. Biarlah terhadap permainya dunia, Kau tutup mataku. Tuhan Yesus, wahyukanlah diri-Mu lebih banyak ke dalamku, agar dunia beserta segala isinya segera luntur oleh sinar kemuliaan-Mu.

No comments: