Hitstat

29 May 2007

Matius Volume 2 - Minggu 4 Rabu

Memanggil Empat Murid
Matius 4:18-19a
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya.... Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, ...”

Dalam Matius pasal empat, terdapat catatan bagaimana Yesus memanggil murid-muridnya yang pertama: Petrus dan Andreas (Mat. 4:18) serta Yakobus dan Yohanes (Mat. 4:21). Kapan dan di manakah keempat murid ini beroleh selamat? Jawaban dari pertanyaan ini ada dalam Injil Yohanes pasal satu. Ketika Yohanes Pembaptis sedang melayani, Andreas dibawa kepada Tuhan Yesus (Yoh. 1:35-37, 40). Kemudian Andreas bertemu dengan Petrus, saudaranya, dan membawanya kepada Tuhan (Yoh. 1:40-42). Ketika Tuhan bertemu dengan Petrus, Ia mengganti namanya dari Simon menjadi Kefas, yang berarti batu (Yoh. 1:42). Karena itu, dalam Yohanes pasal satu, Petrus dan Yohanes sudah bertemu dengan Tuhan Yesus. Mereka pasti telah beroleh selamat pada saat di tepi Sungai Yordan itu.
Hal yang sama terjadi pula pada Yakobus dan Yohanes. Keduanya adalah murid dari Yohanes Pembaptis. Yohanes ini juga membawa Yakobus, saudaranya, kepada Tuhan. Karena itu, keempat murid yang disebutkan dalam Matius pasal empat pasti telah dibaptiskan, dan diselamatkan di tepi Sungai Yordan sebelumnya. Tetapi, mungkin mereka tidak sepenuhnya mengerti akan apa yang telah terjadi pada diri mereka.
Semua peristiwa di atas terjadi sebelum Tuhan dicobai, yaitu ketika Yohanes Pembaptis sedang melayani di tepi Sungai Yordan. Setelah itu, murid-murid Yohanes Pembaptis kembali ke Galilea untuk melanjutkan pekerjaan mereka sebagai nelayan. Mungkin mereka telah melupakan akan apa yang telah terjadi pada diri mereka di Sungai Yordan. Mereka pun kembali pada pekerjaan mereka yang lama di sekitar Laut Galilea, mencari ikan. Tetapi Tuhan Yesus tidak pernah melupakan mereka. Dia sungguh setia. Setelah Tuhan dicobai, maka hal pertama yang Ia lakukan adalah menyusul mereka ke tepi Laut Galilea.

Mat. 4:18, 21; Yoh. 1:35-37, 40-42

Pertama kali kita datang kepada Tuhan, Ia melakukan banyak perkara atas diri kita, tetapi kita tidak menyadari makna dari perkara-perkara tersebut. Mungkin saja “tepi sungai” kita adalah Jakarta atau Surabaya. Setelah bertemu dengan Tuhan di tepi sungai, kita datang ke “Laut Galilea” untuk mencari nafkah, melakukan pekerjaan kita sebagai “nelayan”, dan lupa akan apa yang telah Tuhan lakukan atas diri kita di “tepi sungai”. Banyak di antara kita yang lupa akan apa yang telah Tuhan lakukan atas diri kita pada waktu yang lalu, dan berusaha memperoleh uang sebanyak mungkin dengan bekerja di sekitar “Laut Galilea” kita, yaitu di dunia yang jahat dan telah dirusak oleh Iblis. Tetapi pada suatu hari, Dia yang telah menyelamatkan kita di tepi sungai itu dengan sengaja datang ke Laut Galilea untuk mendapatkan kita.
Pengalaman kita sama dengan pengalaman mereka. Kita telah diselamatkan di tepi Sungai Yordan. Tetapi kemudian kita lupa atas apa yang telah terjadi pada kita, dan pergi ke Laut Galilea untuk mencari nafkah. Sewaktu kita bekerja, Dia yang telah bertemu dengan kita sebagai Anak Domba Allah di tepi Sungai Yordan itu datang dan bercahaya atas kita. Sewaktu Ia bercahaya atas kita, Ia bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sana?” Sewaktu kita bekerja di Laut Galilea untuk mencari nafkah, tiba-tiba suatu terang bersinar atas kita, dan Tuhan berkata, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Tidak ingatkah kamu akan apa yang telah terjadi di tepi sungai? Mungkin kamu lupa, tetapi Aku tidak.” Kemudian Ia memanggil, “Ikutlah Aku”, dan kita pun mengikuti Dia.
Pada prinsipnya, sebagian besar di antara kita memiliki pengalaman semacam ini. Kita diselamatkan di tepi sungai oleh Anak Domba Allah, tetapi kita dipanggil di tepi Laut Galilea oleh cahaya Terang yang besar. Meskipun mungkin mudah bagi kita untuk melupakan apa yang telah terjadi di tepi sungai tersebut, tetapi kita tidak akan dapat melupakan saat-saat ketika Terang yang besar bercahaya atas kita di Laut Galilea. Sekarang, setelah kita dipanggil dan menjadi murid-murid-Nya, kita pun wajib memantulkan cahaya kemuliaan Injil Kristus. Sasaran, tujuan, dan maksud dari kehidupan kita haruslah untuk memancarkan Injil kemuliaan Kristus kepada sesama.

Doa:
Ya Tuhan, untuk kehidupanku di bumi, aku perlu bekerja. Namun belaskasihanilah aku agar pekerjaanku tidak sampai menjajah aku dan menjauhkan aku dari Allah. Meskipun aku sibuk, tetapi biarlah aku sibuk bersama Allah. Aku tidak ingin dijajah oleh sesuatu yang menggantikan Allah. Tuhan, tariklah aku dengan apa adanya diri-Mu, agar aku dapat mengikuti Engkau.

No comments: