Hitstat

29 August 2007

Matius Volume 5 - Minggu 1 Kamis

Tidak Takut terhadap Penganiaya
Matius 10:28
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Raja Surgawi memberi tahu orang-orang yang diutus-Nya agar jangan takut terhadap penganiaya, sebaliknya dengan berani berbicara di dalam terang, bahkan memberitakan dari atap rumah (Mat. 10:26-28). Kekristenan bukan melulu masalah perbuatan, kekristenan juga adalah masalah harus mengaku dengan mulut. Bagaimanapun kita harus berkata, “Aku adalah orang Kristen.” Firman Alkitab cukup jelas: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan de­ngan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Kekristenan adalah masalah hati percaya dan mulut yang mengaku.
Tuhan berkata, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga” (Mat. 10:32). Jika hari ini kita mengakui Tuhan, kelak Tuhan akan mengakui kita. Tuhan berkata pula, “Tetapi siapa saja yang menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah” (Luk. 12:9). Tuhan yang kita percayai ini adalah Yang melampaui segala-galanya, terunggul dari semua orang, Dia adalah Anak Allah yang sejati. Jika kita merasa keberatan untuk mengakui Tuhan di hadapan manusia, suatu hari kelak, ketika Tuhan datang di dalam kemuliaan Bapa, Dia juga akan keberatan untuk mengakui orang semacam kita. Hari ini, jangan karena takut kepada manusia (Yes. 51:12), sehingga kita tidak berani mengakui Tuhan di hadapan manusia. Betapa seriusnya hal ini!
Dibandingkan dengan pengakuan kita terhadap-Nya, pengakuan-Nya terhadap kitalah yang sebenarnya sangat sulit, karena kita adalah anak yang hilang, tiada kebaikan apa pun pada diri kita. Karena Dia kelak mau mengakui kita, bukankah hari ini kita harus mengakui-Nya dengan tegas di hadapan manusia? Semoga setiap kita memiliki keberanian mengakui Tuhan di depan orang banyak. Sekali-kali jangan menjadi orang Kristen secara sembunyi-sembunyi.

Mat. 10:26-37; Kis. 4:19-20; 2 Kor. 5:10; 1 Kor. 16:13

Tuhan selanjutnya berkata, “Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya” (Mat. 10:35-36). Pengakuan kita terhadap Tuhan mungkin akan mendatangkan reaksi negatif, bahkan dari keluarga kita sendiri. Setiap orang yang baru percaya Tuhan harus mencari kesempatan mengaku Tuhan. Dalam pergaulan sehari-hari, baik terhadap teman sekolah, teman sekerja, famili, atau pun sahabat, kita harus mencari kesempatan berkata kepada mereka, “Aku sudah percaya Tuhan Yesus.” Lebih cepat mengakui lebih baik. Begitu kita mengakui, kita diselamatkan dari orang-orang yang tidak percaya.
Tuhan Yesus ditolak oleh orang-orang Yahudi. Orang Yahudi menolak Tuhan Yesus dengan keras, juga menentang Tuhan Yesus dengan hebat. Dalam Yohanes pasal sembilan, kita melihat orang-orang Yahudi berketetapan bahwa siapa saja yang mengakui Yesus adalah Mesias, ia akan dikucilkan dari tempat ibadah. Sampai Yohanes 12, Alkitab mencatat, banyak pemimpin orang Yahudi telah menjadi percaya, tetapi karena takut dikucilkan dari tempat ibadah, mereka tidak berani mengakui-Nya dengan terus terang. Hal ini patut disayangkan.
Mengakui Tuhan memang tidak enak, tetapi tidak mengakui Tuhan, lebih tidak enak. Berpura-pura adalah satu keadaan yang menyengsarakan; berpura-pura adalah pekerjaan yang sangat sulit. Kita harus sekuatnya mengekang diri, memaksa diri. Apakah karena ingin mendapatkan kehormatan dan kedudukan dari manusia, lalu kita memaksa diri menutup mulut? Tidak mengakui Tuhan adalah satu perkara yang paling menyedihkan. Tidak mengakui Tuhan di hadapan orang, adalah paling sengsara.
Misalnya, jika kita mendengar seseorang mengumpat orang tua kita, tetapi kita tetap duduk mendengarkannya; bahkan kita masih pura-pura bersimpati kepadanya, bukankah ini aneh? Apalagi terhadap Tuhan kita. Dia telah mengorbankan jiwa-Nya bagi kita, bisakah kita tidak berkata sepatah kata pun untuk Tuhan yang kita sembah dan yang kita layani? O, kita harus mempunyai keberanian bersaksi untuk Tuhan dan mengakui: “Aku adalah milik Tuhan!”

Doa:
Tuhan Yesus, betapa mulianya menjadi orang yang diutus oleh-Mu. Kuasa dan penyertaan-Mu membuat aku tidak takut terhadap penolakan dan penentangan, sebaliknya memberikan damai sejahtera dan keberanian. Tuhan, teguhkanlah kesaksianku agar aku tidak malu karena Injil dan setia bersaksi bagi-Mu.

No comments: