Hitstat

28 August 2007

Matius Volume 5 - Minggu 1 Rabu

Penolakan dan Penganiayaan terhadap Raja
Matius 10:22
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

Tuhan mengutus murid-murid-Nya bukan ke tengah masyarakat yang santun dan hangat, tetapi ke tengah-tengah serigala. Tuhan berkata, “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Mat. 10:16). Kalau Tuhan mengutus kita untuk bertemu dengan orang yang santun dan hangat, kita pasti dengan senang pergi menemuinya. Namun kalau Tuhan mengutus kita pergi untuk memberitakan Injil kepada “serigala”, kita mungkin akan berkata, “Tuhan, kalau bukan Engkau yang salah mengutus aku, pasti akulah yang salah menemui orang.” Tidak. Tuhan tidak pernah salah. Orang yang kita temui pun tidak salah. Tuhan memang mengutus kita bukan ke tengah-tengah domba, tetapi ke tengah-tengah serigala.
Serigala melambangkan para penganut agama yang menolak Raja Surgawi dan Injil Kerajaan-Nya. Sulit membayangkan bagaimana rumah ibadat dan majelis agama dipenuhi dengan “serigala-serigala”, serigala yang terpelajar, berkebudayaan, dan beragama. Pada prinsipnya, para penganut agama hari ini yang menolak Tuhan dan Injil-Nya, juga adalah serigala. Sebaliknya siapa saja yang dengan lemah lembut menerima Tuhan dan Injil-Nya, ia adalah domba, domba di tengah-tengah serigala.
Pada waktu Tuhan mengutus kedua belas rasul, terdapat situasi yang kompleks di antara umat Israel, sebab domba dan serigala bercampur baur. Tetapi ketika domba-domba ingin mengikuti rasul-rasul yang diutus oleh Gembala, serigala segera bangun dan berkata, “Hei! Kamu mencuri domba. Kamu mengacaukan domba-domba itu.” Situasi ini pun sering terjadi hari ini. Ketika serigala menyerang, orang yang diutus-Nya harus cerdik seperti ular untuk menghindarkan diri, mereka pun harus tulus seperti merpati.

Mat. 10:16-24

Kebanyakan orang seperti serigala. Sebagai domba-domba yang berada di tengah-tengah serigala, Tuhan berkata bahwa kita harus cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Kita harus cerdik seperti ular agar terlepas dari terkaman serigala, juga harus tulus seperti merpati, sama sekali tidak memiliki niat jahat apa pun, tidak ada maksud mencelakai orang lain.
Dalam Matius 10:19-20 Tuhan berkata, “Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir tentang bagaimana dan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” Rasul-rasul tidak hanya memiliki kuasa Raja surgawi, tetapi juga Roh Bapa mereka. Kuasa Raja menanggulangi roh-roh najis dan penyakit-penyakit; Roh Bapa menanggulangi penganiayaan dari para penentang. Asalkan kita mempunyai Roh Bapa, kita mempunyai penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan di sini ialah Roh untuk berbicara. Kita harus belajar untuk menghadapi penganiayaan bukan mengandalkan diri kita. Kita harus percaya bahwa Roh Bapa beserta kita dan Dia akan menanggulangi para penentang dan penganiaya. Kita harus mengandalkan Dia, membiarkan Dia memimpin kita, dan membiarkan Dia yang berbicara melalui kita.
Tuhan juga memberi tahu orang-orang yang diutus-Nya bahwa mereka akan dibenci oleh sanak saudara mereka (Mat. 10:21). Ini berarti orang yang diutus Tuhan untuk memberitakan Injil kerajaan harus siap mengalami putusnya pertalian persaudaraan yang paling dekat. Tidak hanya itu, Tuhan juga mengatakan, “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat. 10:22). Selamat di sini mengandung arti diselamatkan dari orang-orang yang membenci, juga berarti diselamatkan ke dalam manifestasi Kerajaan Surga, pahala bagi kaum beriman yang menang, yaitu diselamatkan dari hukuman selama masa seribu tahun. Karena semua penentangan dan penganiayaan ini telah Tuhan alami, maka kita pun akan mengalami hal yang sama. “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya” (Mat. 10:24).

Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas pengaturan dan pengutusan-Mu atasku. Walau aku berada di tengah-tengah kumpulan orang yang tidak percaya, berilah aku hikmat untuk bersaksi dan menyampaikan berita sukacita kepada mereka. Aku perlu pimpinan dan bimbingan Roh-Mu untuk menuai jiwa-jiwa yang terhilang, agar mereka menjadi bagian dari kawanan domba-Mu.

No comments: