Hitstat

04 September 2007

Matius Volume 5 - Minggu 2 Rabu

Mengakui Kehendak Bapa dengan Pujian
Matius 11:25
Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

Setelah Tuhan memuji Yohanes, Dia lalu berpaling kepada generasi penolak serta mengecam mereka. Pujian-Nya terhadap Yohanes menyadarkan mereka bahwa mereka telah menolak Yohanes. Tidak peduli Yohanes itu sebesar apa, ia sudah dipenjarakan akibat penolakan angkatan zaman itu. Kristus dan Yohanes Pembaptis “meniup seruling” untuk memberitakan Injil kerajaan, tetapi kaum agamawan Yahudi tidak “menari” karena sukacita keselamatan. Yohanes dan Kristus “menyanyikan kidung duka” untuk memberitakan pertobatan, tetapi kaum agamawan Yahudi tidak “berkabung” karena kepedihan dosa (Mat. 11:16-17). Kebenaran Allah menuntut kita bertobat, tetapi seringkali kita tidak mau taat. Anugerah Allah memberi kita keselamatan, tetapi tidak banyak orang yang mau menerimanya.
Bagi orang yang tegar tengkuk, apa pun yang hamba Tuhan lakukan atau Tuhan sendiri lakukan, semuanya salah. Yohanes pembaptis tidak makan, dikatakan kerasukan setan. Tuhan Yesus makan dan minum bersama dengan orang berdosa, dikatakan pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Mat. 11:18-19). Bukan hanya di jaman itu, di jaman sekarang pun banyak orang yang suka memberikan kritik. Apa pun yang diarahkan oleh Tuhan melalui gereja-Nya untuk dilaksanakan, selalu menuai kritik. Menginjil salah, tidak menginjil juga salah. Doa puasa salah, tidak doa puasa juga salah. Kalau kita mengasihi Tuhan dan mau dengan setia melayani Dia, kita pasti akan mengalami kritikan pedas dan mendengar suara-suara sumbang.
Bagaimanakah sikap kita menghadapi situasi di atas? Kita harus belajar memuji Bapa kita. Dalam hikmat-Nya, Dia telah mengatur semuanya itu untuk mendewasakan kita, supaya Kristus sebagai hikmat Allah dapat tergarap ke dalam kita (Mat. 11:19; 1 Kor. 1:24, 30).

Mat. 11:16-27; 1 Kor. 1:24, 30; Kej. 14:19, 22

Matius 11:20 mengatakan, “Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mukjizat-mukjizat-Nya.” Tuhan melanjutkan, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!”, sebab mereka telah menolak Dia. Mengenai Kapernaum Ia berkata, “Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati.” Dia pun mengatakan tentang Kapernaum, “Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu” (Mat. 11:24).
Matius 11:25-26 mengatakan, “Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.’” Kata Yunani “bersyukur” dalam ayat di atas berarti mengakui dengan pujian. Tuhan mengakui dan memuji jalan Bapa dalam melaksanakan kehendak-Nya. Meskipun orang tidak menanggapi ministri-Nya, malah menghina-Nya (ayat 16-19) dan kota-kota yang besar menolak-Nya (ayat 20-24), Dia memuji Bapa, mengakui kehendak Bapa. Dia tidak mencari kemakmuran dalam pekerjaan-Nya, melainkan mencari kehendak Bapa. Kepuasan-Nya dan perhentian-Nya tidak bertumpu pada pengertian dan penyambutan manusia, melainkan pada Bapa (ayat 26-27). Kristus percaya bahwa penolakan kota-kota terhadap-Nya bukan kebetulan, melainkan berasal dari Bapa.
Bagaimana situasi kita hari ini? Ketika kita ditolak, ditentang, dikritik, diserang, dan dikutuk, dapatkah kita memuji Bapa? Pernahkah kita berkata, “Bapa, aku memuji Engkau karena penolakan dan tentangan orang tua dan teman-temanku?” Kita perlu mengenal bahwa penolakan semacam itu berada di bawah kedaulatan Bapa, dan kita harus bisa memuji Dia karenanya.
Ketika Anna Waring dari Wales berusia 23 tahun, ia menuliskan sebuah syair kidung yang sangat baik, yang menggambarkan pengakuan kita atas kedaulatan Bapa. Kita perlu mengakui bahwa jalan hidup kita telah diatur-Nya.

Bapa, ku tahu seumurku, telah rapi Kau atur
Meski segala ‘kan berubah, aku tidak takut
Mohon jaga ku setia, mencari senyum-Mu.

Doa:
Tuhan Yesus, Engkau adalah kebenaran yang mutlak. Apa pun yang Kaukatakan, itulah yang benar. Karena itu, ajarlah aku untuk mendengar apa yang Kaukatakan lebih daripada apa yang orang lain katakan. Walau situasi dan orang-orang di sekitarku menolak kesaksian Injil yang kuberitakan, ajarlah aku untuk selalu bersyukur kepada-Mu.

No comments: