Hitstat

17 January 2008

Matius Volume 9 - Minggu 1 Jumat

Perjamuan Tuhan
1 Korintus 11:26
Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Perjamuan Tuhan masih mempunyai makna yang kedua. Tercatat dalam 1 Korintus 11:26, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” Anda makan roti Tuhan dan minum cawan Tuhan, itu berarti memberitakan kematian Tuhan. “Memberitakan” boleh diterjemahkan menjadi “mengumumkan”. Jadi kita mengumumkan kematian Tuhan agar semua orang mengetahuinya. Tuhan menyuruh kita makan perjamuan malam-Nya, tidak hanya bertujuan untuk memperingati-Nya, tetapi juga untuk mengumumkan kematian-Nya.
Mengapa roti dan cawan mengumumkan kematian Tuhan? Sebab asalnya darah ada dalam daging, jika darah terpisah dengan daging, itu menandakan kematian. Kita nampak anggur dalam cawan, itulah darah; Kita nampak roti, itulah daging. Darah Tuhan berada di sebelah sini, daging Tuhan berada di sebelah sana, darah terpisah dengan daging, itu menandakan kematian Tuhan.
Makna perjamuan malam yang pertama ialah memperingati Tuhan; kedua ialah memberitakan kematian Tuhan, sampai Ia datang lagi. Perjamuan malam Tuhan membuat kita memperingati diri Tuhan sendiri. Semoga sejak semula saudara saudari sudah nampak diri Tuhan. Bila seseorang memperingati Tuhan, dengan sendirinya ia akan memperingati kematian Tuhan, dengan sendirinya matanya akan memandang kerajaan — pada suatu hari Tuhan akan datang, untuk membawa kita ke tempat Ia berada.
Ketika kita memperingati Tuhan, kita wajib menengadah dan berkata, “Ya Tuhan, aku ingin melihat wajah-Mu; saat aku nampak wajah Tuhan, semua ini akan berlalu.” Tuhan menghendaki kita memperingati Dia dan senantiasa mengumumkan kematian-Nya, sampai Dia datang lagi. Kedatangan-Nya menjadi saat yang paling dinantikan oleh setiap orang yang mengasihi-Nya.

1 Kor. 11:26; 1 Kor. 10:16-17; Yoh. 6:54-56

Pemecahan roti dalam 1 Korintus 10 disebut dengan istilah lain, bukan perjamuan malam, melainkan perjamuan atau meja Tuhan. Dalam 1 Korintus 10:16-17 tercantum jelas sekali tentang arti meja perjamuan Tuhan. Ayat-ayat itu berbunyi, “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.” Di sini terkandung dua makna: persekutuan dan kesatuan.
Meja perjamuan Tuhan, pertama berarti persekutuan. “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?” Bukankah kita bersama-sama minum cawan Tuhan? Inilah persekutuan. Kalau 1 Korintus 11 membicarakan tentang hubungan kaum beriman dengan Tuhan, maka pasal 10 membicarakan hubungan antara sesama kaum beriman. Kalau perjamuan malam berarti memperingati Tuhan, maka meja perjamuan berarti kita saling bersekutu.
Makna kedua ialah kesatuan. “Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapatkan bagian dalam roti yang satu itu.” Di sini kita melihat bahwa anak-anak Allah bersatu. Roti dalam 1 Korintus 11 berbeda maknanya dengan roti dalam 1 Korintus 10. Roti dalam pasal 11 ditujukan kepada tubuh jasmani Tuhan Yesus; Tuhan berkata, “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan karena kamu.” Sedang roti dalam pasal 10 ditujukan kepada gereja, “Kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh.” Kita adalah roti, dan roti ini ialah gereja.
Makan tubuh Tuhan dan minum darah Tuhan adalah makan dan minum Tuhan sendiri (bd. Yoh. 6:54-56). Peringatan yang sejati akan Tuhan adalah menerima Tuhan dan membiarkan Dia masuk ke dalam kita sekali lagi. Sebab itu setiap kali kita memecahkan roti, Tuhan semakin masuk ke dalam kita. Setiap kali kita mengingat Tuhan, kita memiliki kesatuan yang lebih dalam dengan Tuhan.

No comments: