Hitstat

22 January 2008

Matius Volume 9 - Minggu 2 Rabu

Yesus Ditangkap dan Dihakimi oleh Mahkamah Agama
Matius 26:57-58a
Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar.

Matius 26:47 mencatat, “Waktu Yesus sedang berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.” Yudas mencium Tuhan Yesus dengan sungguh hati sebagai tanda bahwa Ialah orang yang akan ditangkap. Andaikan seorang asing yang membawa rombongan untuk menahan-Nya, itu tidak akan begitu menyakitkan bagi Tuhan. Tetapi justru orang yang begitu dekat dengan Tuhan selama tiga setengah tahun. Dikatakan secara insani, hal ini menyakiti hati Tuhan Yesus.
Ketika Tuhan ditahan, salah seorang murid yaitu Petrus, melawan dengan menarik pedangnya, dan menetakkannya kepada hamba imam besar sehingga putus telinganya (Mat. 26:51). Aksi ini tidak membantu Tuhan Yesus, malahan mendatangkan kesulitan. Di dalam kitab Injilnya, Yohanes menyebutkan nama Petrus (Yoh. 18:10) dan Lukas menyinggung fakta bahwa Tuhan menyembuhkan telinga itu (Luk. 22:51). Setelah menyuruh Petrus untuk memasukkan kembali pedangnya, Tuhan berkata, “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan bahwa harus terjadi demikian?” (Mat. 26:53-54). Kata “jika begitu” menunjukkan kematian-Nya di atas salib dinubuatkan dalam Alkitab dan perlu digenapkan.
Di sini kita nampak kontradiksi antara dua orang: Petrus menolak penangkapan Tuhan, tetapi Tuhan hendak menerimanya demi penggenapan Alkitab. Hayat Yesus lebih daripada mampu bagi kerajaan, tetapi hayat kita mustahil. Hayat kita tak mampu menahan kejadian serta lingkungan yang bertalian dengan kerajaan. Hayat alamiah kita tidak memadai. Kita semua wajib menyadari hal ini.

Mat. 26:47-68; Kis. 7:56; Yes. 53:7

Dalam Matius 26: 57-68 Tuhan dihakimi oleh Mahkamah Agama. Ia dituduh secara tidak adil dengan kesaksian palsu, tapi Ia tidak mengatakan sepatah kata pun untuk membenarkan diri-Nya. Dengan tetap membisu, Ia menggenapkan Yesaya 53:7. Kemudian imam Besar berkata kepada-Nya, “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” (Mat. 26:63). Ini adalah pertanyaan sama yang Iblis gunakan dalam mencobai Tuhan (Mat. 4:3, 6). Matius 26: 64 berkata, “Jawab Yesus, ‘Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”
Imam Besar bertanya kepada Tuhan apakah Ia Anak Allah, tetapi Ia menjawab “Anak Manusia”. Ia menjawab Iblis dengan cara yang sama ketika Ia dicobai (Mat. 4:4). Tuhan ialah Anak Manusia, tidak saja di bumi sebelum kesaliban-Nya, tetapi juga di surga di sebelah tangan kanan Allah setelah kebangkitan-Nya (Kis. 7:56), bahkan pada kedatangan-Nya kembali di atas awan-awan. Untuk menggenapkan maksud tujuan Allah dan untuk mendirikan Kerajaan Surga, Tuhan harus menjadi manusia. Tanpa Tuhan menjadi manusia, maksud tujuan Allah tak dapat dilaksanakan di bumi dan Kerajaan Surga tak dapat didirikan di atas bumi.
Imam Besar, Kayafas, sama seperti Iblis dan pertanyaannya pun sama seperti pertanyaan pencobaan Iblis di padang belantara. Tuhan pun menjawabnya dengan cara yang sama. Ketika imam besar mendengar jawaban Tuhan dalam Matius 26:64, ia mengoyakkan pakaiannya dan berkata, “Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya” (Mat. 26:65). Setelah yang lain mengatakan Ia harus dihukum mati, mereka meludahi muka-Nya, meninju-Nya, menampar Dia, dan mencemoohkan Dia (Mat. 26:67-68). Ketika Tuhan diperlakukan demikian, Ia diam dengan kemenangan. Ia telah menang tidak saja di depan Mahkamah Agama, tetapi juga di depan Petrus yang telah mengikuti-Nya dari jauh, dan yang kemudian masuk sampai ke halaman imam besar dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu (Mat. 26:58).

Doa:
Tuhan Yesus, demi melaksanakan kehendak Allah Engkau rela menerima perlakuan yang tidak adil. Namun di dalam keadaan itu Engkau menyatakan kemenangan-Mu. Hayat-Mu adalah hayat yang menang melampaui segala keadaan, dan hayat ini sekarang juga ada di dalam aku untuk bisa mengatasi segala situasi dan keadaan.

No comments: