Hitstat

27 January 2008

Matius Volume 9 - Minggu 3 Senin

Dihakimi dan Ditinggalkan Allah
Matius 27:46
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Walaupun manusia tidak benar, tetapi Allah menghakimi dengan benar. Matius 27:45 menyebutkan, “Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga”. Yesus menderita di atas kayu salib selama enam jam. Pada tiga jam pertama, Ia dianiaya oleh manusia untuk menuruti kehendak Allah; pada tiga jam yang akhir, Ia dihukum oleh Allah untuk menggenapkan tebusan bagi kita. Selama saat inilah Allah menganggap Dia sebagai pengganti penerima kesengsaraan dosa kita (Yes. 53:10). Sebab itu kegelapan meliputi seluruh daerah itu karena dosa kita dan semua dosa serta semua hal yang negatif ditanggulangi di sana, Allah meninggalkan Dia karena dosa kita.
Serdadu-serdadu, imam-imam kepala, dan tua-tua Yahudi telah melakukan segala cara untuk menyakiti Tuhan. Pada saat demikian, Allah datang menghakimi Penyelamat yang tersalib ini dan membuang Dia. Matius 27:46 berkata, “Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Allah meninggalkan Kristus di atas salib sebab Ia mengambil kedudukan orang berdosa (1 Ptr. 3:18), menanggung dosa-dosa kita (1 Ptr. 2:24; Yes. 53:6) dan dijadikan berdosa karena kita (2 Kor. 5:21). Agar kita terlepas dari dosa dan berdamai dengan Allah, Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita (1 Kor. 15:3), supaya dosa-dosa kita diampuni Allah. Dia memikul dosa-dosa kita di atas salib, menggantikan kita menerima penghakiman Allah. Dua Korintus 5:21 mengatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Karena itu, ketika Kristus menjadi manusia di dalam daging (Yoh. 1:14), Dia dijadikan dosa (bukan berdosa) untuk dihakimi Allah (Rm. 8:3) karena kita, supaya kita dapat menjadi kebenaran Allah di dalam Dia.

Mat. 27:45-50; Yes. 53:10; 2 Kor. 5:21; 1 Ptr. 2:24

Menurut keempat Kitab Injil, Tuhan Yesus berada di atas salib selama enam jam. Selama tiga jam yang pertama, orang berbuat banyak perkara yang tidak benar terhadap-Nya. Mereka menganiaya dan mengolok-olok Dia. Sebab itu, dalam tiga jam yang pertama Tuhan menderita atas perbuatan tidak benar manusia. Tetapi pada jam dua belas, Allah datang, dan kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga sore. Kegelapan ini ialah perbuatan Allah. Di tengah-tengah kegelapan ini, Tuhan berseru dengan kata-kata yang dikutip dalam Matius 27:46.
Ketika Tuhan menderita aniaya manusia, Allah beserta dengan Dia dan Ia menikmati penyertaan Allah. Tetapi pada akhir tiga jam yang pertama, Allah membuang Dia, dan tibalah kegelapan. Karena tak mampu menahan ini, Tuhan berseru dengan keras, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Allah membuang Dia sebab Ia berdiri pada kedudukan sebagai pengganti kita dalam menanggung dosa-dosa kita terhadap Allah. Dalam tiga jam, dari jam dua belas siang sampai jam tiga, Allah yang benar menanggungkan semua dosa kita pada pengganti ini dan menghukumnya secara benar bagi dosa-dosa kita. Allah membuang Dia karena sepanjang tiga jam Ia dikatakan sebagai seorang berdosa di atas kayu salib; Ia bahkan dibuat berdosa. Di satu pihak, Tuhan menanggung dosa kita, di lain pihak, Ia dibuat dosa karena kita, sehingga Allah menghukum Dia. Ini mutlak masalah keadilan dan kebenaran Allah.
Menjelang akhir penyaliban-Nya, orang masih mencemooh Dia dengan memberi-Nya cuka untuk meleraikan dahaga-Nya (Mat. 27:48-49; Yoh. 19:28-30; Luk. 23:36). Matius 27:50 berkata, “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya” (Yoh. 19:30). Ini menunjukkan bahwa Tuhan mati dengan sukarela (Mrk. 15:37, Luk. 23:46). Tuhan Yesus tidak dibunuh, melainkan dengan rela menyerahkan nyawa-Nya. Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, Ia yang benar telah mati bagi kita yang tidak benar. Roma 8:3 mengatakan, “Allah mengutus Anak-Nya sendiri sebagai manusia yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa dan untuk menghapuskan dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.” Ya, Kristus telah dijadikan dosa karena kita dan menerima hukuman Allah bagi kita.

Doa:
Tuhan Yesus, demi aku manusia yang berdosa ini Engkau rela menanggung penghakiman Allah, dihakimi dan ditinggalkan Allah, dibuat menjadi dosa. Terima kasih untuk kasih karunia yang sedemikian besar ini. Moga aku menjadi orang yang menghargai dan memustikakan perkara ini, tidak menganggapnya remeh.

No comments: