Hitstat

19 January 2012

2 Korintus - Minggu 17 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:10-18


Asal mula dan sumber dari manusia Yesus ini adalah Allah. Yesus adalah Allah yang berinkarnasi, Allah yang dikandung di dalam rahim seorang dara. Secara lahiriah, Yesus adalah seorang manusia, tetapi secara batiniah, Dia adalah Allah. Jadi, Yesus itu tidak sederhana. Orang Nazaret ini adalah satu persona yang ajaib. Ketika Dia di bumi, secara lahiriah Dia itu rendah dalam setiap hal. Dia lahir di palungan, dan Dia dibesarkan di rumah seorang tukang kayu yang miskin di kota Nazaret yang hina. Meskipun demikian, secara batiniah Yesus ini mulia, karena Allah yang mahatinggi ada di dalam Dia. Secara lahiriah Yesus adalah manusia yang hina; tetapi secara batiniah Dia adalah Allah yang mahatinggi. Yesus ini benar-benar ajaib.

Sekarang kita harus melanjutkan untuk melihat tentang kematian Yesus. Ketika orang-orang Kristen menyinggung tentang kematian Yesus, pemahaman mereka terbatas pada penebusan. Menurut konsepsi mereka, kematian Yesus hanyalah untuk penebusan. Mereka sering mengutip ayat yang mengatakan, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yoh. 1:29). Memang benar bahwa kematian Kristus adalah bagi penebusan. Kita percaya kepada hal ini sedikitnya sama seperti orang Kristen lainnya. Namun, penebusan hanyalah satu aspek dari kematian Kristus. Kematian-Nya masih memiliki banyak aspek lainnya.

Meskipun manusia Yesus adalah Allah yang berinkarnasi, yaitu Allah yang menjadi manusia, tetapi manusia lahiriah-Nya pun perlu dihabisi. Menurut keadaan lahiriah, Tuhan Yesus itu rendah. Tetapi dalam hal rohani, Tuhan Yesus bukanlah seorang manusia yang tidak berarti. Sebaliknya, Yesus sama dengan seluruh ciptaan lama. Ketika Dia disalibkan, yang mati di atas salib itu bukan hanya seorang manusia dari Nazaret. Ketika Yesus disalibkan, seluruh ciptaan lama, termasuk kita semua, disalibkan juga. Tuhan Yesus mati bagi penggenapan tujuan kekal Allah, bukan hanya bagi penggenapan penebusan.

Sasaran yang pertama dalam tujuan kekal Allah adalah mengakhiri ciptaan lama. Tuhan Yesus, sebagai Allah yang menjadi manusia, adalah bagian dari ciptaan lama. Dia menjadi seorang manusia dalam ciptaan baru itu bukanlah melalui inkarnasi. Sebaliknya, melalui inkarnasi Dia menjadi seorang manusia dalam ciptaan lama, seorang manusia yang perlu dihabisi.

Sebenarnya, selama tiga setengah tahun dari ministri-Nya, Tuhan Yesus tidak hidup; sebaliknya Dia sedang mati. Dia menempuh kehidupan yang tersalib. Inilah yang dimaksud Paulus dengan membawa kematian Yesus. Ini adalah satu penyaliban yang lambat, perlahan-lahan, dan terus-menerus.

Sekarang kita dapat memahami bahwa Tuhan Yesus disalibkan bukan hanya selama enam jam saat berada di atas salib material. Sedikitnya selama tiga setengah tahun, Dia disalibkan secara terus-menerus, perlahan-lahan, dan lambat. Dalam perkataan Paulus, penyaliban yang perlahan-lahan ini adalah membawa kematian Yesus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 34

No comments: