Hitstat

17 January 2012

2 Korintus - Minggu 17 Selasa

Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:14-15


Ada sejumlah petunjuk dalam kitab-kitab Injil bahwa Tuhan Yesus tidak bermaksud melakukan satu pekerjaan yang besar. Kita tahu bahwa selama menunaikan ministri-Nya, Tuhan mengadakan banyak mujizat. Salah satunya adalah memberi makan lebih dari lima ribu orang dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan. Bukankah ini satu mujizat, Tuhan Yesus memberi makan demikian banyak orang dengan lima roti dan dua ikan? Ini benar-benar satu mujizat yang besar. Yohanes 6:14 menggambarkan tanggapan orang-orang terhadap mujizat ini: "Ketika orang-orang itu melihat tanda mujizat yang telah diperbuat-Nya, mereka berkata, 'Dia ini benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.'" Namun Tuhan Yesus tidak bermaksud mencari banyak pengikut. Bukannya memperhatikan orang banyak, Dia malah pergi. Tetapi jika kita berada di sana bersama Tuhan, kita mungkin akan gembira melihat banyak orang yang mengikuti Dia. Kita mungkin memuji Allah karena berkat-Nya atas pekerjaan ini, bersyukur kepada-Nya untuk pengikut yang banyak. Namun, Tuhan Yesus, tidak gembira. Tuhan tidak membiarkan orang-orang menjadikan Dia sebagai raja mereka. Tuhan meninggalkan orang banyak itu dan pergi ke gunung untuk berdoa.

Dia yang pergi ke salib untuk menggenapkan penebusan bagi perampungan tujuan kekal Allah bukanlah seorang pekerja besar. Bukan pekerjaan yang luar biasa yang melayakkan Tuhan Yesus menjadi Penebus. Yang melayakkan Dia adalah kehidupan yang ditempuh-Nya. Kita tahu dari kitab-kitab Injil bahwa Yesus bukan seorang terkenal yang hidup di sebuah rumah besar di kota besar. Tidak, Dia adalah seorang manusia yang dibesarkan di rumah seorang tukang kayu dari Nazaret, sebuah kota yang hina dari daerah Galilea yang diremehkan. Tetapi kehidupan yang ditempuh-Nya melayakkan Dia untuk menjadi Penebus bagi penggenapan tujuan kekal Allah.

Kita perlu melihat bahwa Tuhan Yesus dilayakkan oleh kehidupan, bukan oleh pekerjaan. Perkara mengutamakan kehidupan melebihi pekerjaan ini adalah satu aspek yang sangat penting dari pemulihan Tuhan pada hari ini. Tuhan ingin memulihkan satu kehidupan; Dia bukan berusaha menggenapkan satu pekerjaan kebangunan.

Saya perlu menunjukkan kepada kaum saleh dalam pemulihan Tuhan bahwa banyak dari antara kita, baik yang tua maupun yang muda, masih memperhatikan pekerjaan. Dalam lubuk hati atau secara tidak sadar kepentingan kita itu berhubungan dengan pekerjaan bagi Tuhan. Misalnya, ada yang bercita-cita untuk menjadi penginjil yang besar. Pemikiran untuk melaksanakan satu pekerjaan yang besar mungkin masih ada di dalam hati Anda, di alam bawah sadar Anda. Saya mendorong Anda untuk mengesampingkan pemikiran itu. Allah tidak menghargai pekerjaan apa pun. Kebanyakan kerusakan di antara orang-orang Kristen adalah akibat dari pekerjaan manusia. Semakin kita berusaha untuk bekerja bagi Tuhan, semakin banyak kesulitan yang akan kita ciptakan dan semakin banyak kerusakan yang akan kita buat. Saya percaya inilah alasan Paulus memakai nama Yesus, ketika menyajikan penegasan dari ministrinya itu. Ia tidak berkata, "Tuhan Yesus Kristus, Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan." Sebaliknya, ia hanya dengan sederhana berkata tentang Yesus; membawa kematian Yesus, hayat Yesus, dan demi Yesus. Hayat yang dimanifestasikan di dalam tubuh Paulus bukanlah hayat seorang tokoh yang besar, melainkan hayat Yesus, seorang manusia kecil dari sebuah daerah yang diremehkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 33

No comments: