Hitstat

04 December 2017

Matius - Minggu 10 Senin

Pembacaan Alkitab: Mat. 5:17
Doa baca: Mat. 5:17
Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Menurut ekonomi Perjanjian Lama, Allah memperlakukan umat-Nya berdasarkan hukum Taurat. Inilah prinsip hukum Taurat. Tetapi dalam ekonomi Perjanjian Baru hari ini, Allah memperlakukan umat-Nya bukan menurut hukum Taurat, melainkan menurut iman (kepercayaan). Jadi, hukum Taurat ialah prinsip hubungan Allah dengan umat-Nya dalam Perjanjian Lama, sedangkan iman ialah prinsip hubungan-Nya dengan kita dalam Perjanjian Baru. Menurut ekonomi Perjanjian Lama, perlu memelihara hukum Taurat agar dapat diperkenan oleh Allah. Tetapi hari ini diperkenan atau tidak oleh Allah adalah masalah iman.

Prinsip hukum Taurat telah dihapus, tetapi perintah hukum Taurat tidak dihapus. Hanya karena prinsip hukum Taurat telah dihapus, janganlah mengira bahwa perintah hukum Taurat pun telah dihapus dan tidak perlu menghormati orang tua kita atau menahan diri supaya tidak mencuri. Tidak, bukannya dihapus, melainkan perintah hukum Taurat telah ditingkatkan. Meskipun hubungan kita dengan Allah tidak berdasarkan prinsip hukum Taurat, kita harus tetap memperhatikan perintah-perintah hukum Taurat yang telah ditingkatkan.

Fakta bahwa Allah memperlakukan kita, kaum beriman, tidak lagi menurut prinsip hukum Taurat, bukan berarti bahwa perintah hukum Taurat telah dihapus. Misalnya, dua perintah pertama hukum Taurat lama berkenaan dengan tidak memiliki ilah lain dan tidak membuat patung-patung (berhala). Prinsip hukum Taurat telah dihapus bukan berarti bahwa perintah-perintah ini telah dihapus. Sebaliknya, menurut Perjanjian Baru, perintah-perintah ini ditekankan, dikuatkan, dan ditingkatkan. Dalam Perjanjian Lama diperintahkan untuk tidak membuat patung-patung secara jasmaniah, tetapi dalam Perjanjian Baru kita diberi tahu bahwa keserakahan juga merupakan penyembahan berhala (Kol. 3:5). Keserakahan ialah suatu berhala. Melalui ini kita nampak bahwa perintah mengenai berhala itu telah ditingkatkan. Memang, prinsip hukum Taurat telah dihapus, tetapi bukan perintahnya. Perintah mengenai menghormati orang tua kita tidak pernah dihapus. Dalam Perjanjian Baru perintah ini juga diulangi, diteguhkan, dan ditingkatkan. Hari ini kita harus lebih menghormati orangtua kita daripada umat Israel di masa lampau.

Kita telah nampak bahwa Tuhan Yesus pun meningkatkan perintah mengenai pembunuhan dan perzinaan. Karena perintah Perjanjian Lama tentang pembunuhan dan perzinaan kurang memadai, Tuhan melengkapinya. Perintah lama tentang pembunuhan tidak mencakup masalah dengki atau marah. Jadi, Tuhan melengkapi hukum Taurat lama tentang pembunuhan dengan mengatakan bahwa siapa yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Ia pun melengkapi larangan mengenai perzinaan dengan mengatakan bahwa siapa memandang perempuan serta menginginkannya, ia sudah berzina dengan dia dalam hati. Dengan contoh-contoh ini kita nampak bahwa hukum Taurat moral tidak pernah dihapus, bahkan telah ditingkatkan. Kesepuluh perintah-perintah itu telah diulang dan ditingkatkan dalam Perjanjian Baru kecuali perintah yang keempat, perintah untuk memelihara hari Sabat. Perintah ini telah berlalu sebab tidak berkenaan dengan moralitas, melainkan suatu perintah ritual.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 18

No comments: