Pembacaan Alkitab: Mat. 5:17
Doa baca: Mat. 5:17
Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang
untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Menurut ekonomi Perjanjian Lama, Allah
memperlakukan umat-Nya berdasarkan hukum Taurat. Inilah prinsip hukum Taurat.
Tetapi dalam ekonomi Perjanjian Baru hari ini, Allah memperlakukan umat-Nya
bukan menurut hukum Taurat, melainkan menurut iman (kepercayaan). Jadi, hukum
Taurat ialah prinsip hubungan Allah dengan umat-Nya dalam Perjanjian Lama,
sedangkan iman ialah prinsip hubungan-Nya dengan kita dalam Perjanjian Baru.
Menurut ekonomi Perjanjian Lama, perlu memelihara hukum Taurat agar dapat
diperkenan oleh Allah. Tetapi hari ini diperkenan atau tidak oleh Allah adalah
masalah iman.
Prinsip hukum Taurat telah dihapus, tetapi
perintah hukum Taurat tidak dihapus. Hanya karena prinsip hukum Taurat telah
dihapus, janganlah mengira bahwa perintah hukum Taurat pun telah dihapus dan
tidak perlu menghormati orang tua kita atau menahan diri supaya tidak mencuri.
Tidak, bukannya dihapus, melainkan perintah hukum Taurat telah ditingkatkan. Meskipun hubungan kita dengan Allah
tidak berdasarkan prinsip hukum Taurat, kita harus tetap memperhatikan perintah-perintah
hukum Taurat yang telah ditingkatkan.
Fakta bahwa Allah memperlakukan kita, kaum
beriman, tidak lagi menurut prinsip hukum Taurat, bukan berarti bahwa perintah
hukum Taurat telah dihapus. Misalnya, dua perintah pertama hukum Taurat lama
berkenaan dengan tidak memiliki ilah lain dan tidak membuat patung-patung
(berhala). Prinsip hukum Taurat telah dihapus bukan berarti bahwa
perintah-perintah ini telah dihapus. Sebaliknya, menurut Perjanjian Baru,
perintah-perintah ini ditekankan, dikuatkan, dan ditingkatkan. Dalam Perjanjian
Lama diperintahkan untuk tidak membuat patung-patung secara jasmaniah, tetapi
dalam Perjanjian Baru kita diberi tahu bahwa keserakahan juga merupakan
penyembahan berhala (Kol. 3:5). Keserakahan ialah suatu berhala. Melalui ini
kita nampak bahwa perintah mengenai berhala itu telah ditingkatkan. Memang,
prinsip hukum Taurat telah dihapus, tetapi bukan perintahnya. Perintah mengenai
menghormati orang tua kita tidak pernah dihapus. Dalam Perjanjian Baru perintah
ini juga diulangi, diteguhkan, dan ditingkatkan. Hari ini kita harus lebih
menghormati orangtua kita daripada umat Israel di masa lampau.
Kita telah nampak bahwa Tuhan Yesus pun
meningkatkan perintah mengenai pembunuhan dan perzinaan. Karena perintah
Perjanjian Lama tentang pembunuhan dan perzinaan kurang memadai, Tuhan
melengkapinya. Perintah lama tentang pembunuhan tidak mencakup masalah dengki
atau marah. Jadi, Tuhan melengkapi hukum Taurat lama tentang pembunuhan dengan
mengatakan bahwa siapa yang marah terhadap saudaranya harus dihukum. Ia pun
melengkapi larangan mengenai perzinaan dengan mengatakan bahwa siapa memandang
perempuan serta menginginkannya, ia sudah berzina dengan dia dalam hati. Dengan
contoh-contoh ini kita nampak bahwa hukum Taurat moral tidak pernah dihapus,
bahkan telah ditingkatkan. Kesepuluh perintah-perintah itu telah diulang dan
ditingkatkan dalam Perjanjian Baru kecuali perintah yang keempat, perintah
untuk memelihara hari Sabat. Perintah ini telah berlalu sebab tidak berkenaan
dengan moralitas, melainkan suatu perintah ritual.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 18
No comments:
Post a Comment