Hitstat

12 December 2017

Matius - Minggu 11 Selasa

Pembacaan Alkitab: Rm. 8:3-4
Doa baca: Rm. 8:4
Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.


Setelah membaca semua tuntutan ini, kita semua akan mengatakan bahwa kita sama sekali tidak mungkin menggenapi tuntutan-tuntutan ini. Selanjutnya kita melihat ayat 48 yang memberi tahu kita bahwa kita harus sempurna sama seperti Bapa yang di surga adalah sempurna. Ayat ini merupakan bukti bahwa kita mempunyai hayat dan sifat Bapa di dalam kita. Kita dilahirkan oleh Dia dan kita adalah anak-anak-Nya yang memiliki hayat dan sifat-Nya. Kita tidak perlu meniru Dia atau mencontoh-Nya. Asalkan kita bertumbuh dalam hayat-Nya, kita akan sama seperti Dia. Jadi, semua tuntutan hukum Taurat Kerajaan Surga mewahyukan berapa banyaknya hayat dan sifat ilahi ini dapat melakukannya bagi kita. Kita hanya perlu disingkapkan agar kita melepaskan semua pengharapan atas diri kita. Jika kita telah disingkapkan, kita akan menyadari bahwa hayat alamiah kita tidak ada harapan. Kemudian, kita akan mengesampingkan hayat alamiah kita, seraya berpaling kepada hayat Bapa kita dan menetap di dalam sifat ilahi. Dengan spontan, hayat ini akan bertumbuh di dalam kita dan menggenapi tuntutan hukum Taurat yang tertinggi ini. Apa yang kita butuhkan hari ini ialah kembali ke roh kita dan hidup di dalam roh kita. Bila kita berbuat demikian, kita hidup berdasarkan hayat dan sifat Bapa kita, kemudian dengan spontan kita menggenapi tuntutan kebenaran hukum Taurat. Memahami hal ini sangatlah penting bagi kita, sebab sama sekali berbeda dengan konsepsi alamiah kita.

Dari pengalaman, saya dapat bersaksi bahwa hari ini saya tidak berada di bawah prinsip hukum Taurat. Haleluya saya berada di bawah prinsip iman dan saya mempunyai hayat Bapa surgawi di dalam saya! Hayat ini tidak lain adalah Putra terkasih Bapa. Kini saya hidup berdasarkan hayat ini di dalam roh saya dan hidup menurut roh. Dengan adanya hayat ini di dalam roh saya, dengan spontan saya mampu menggenapi tuntutan tertinggi hukum Taurat Kerajaan Surga. Ini bukan berarti saya congkak, melainkan inilah kesaksian kerendahan hati saya untuk memuliakan Tuhan. Ini juga tidak berarti bahwa saya mampu berbuat segala sesuatu, melainkan Dia sajalah yang mampu, sebab Dia di dalam saya sebagai hayat saya. Dia pun mampu berbuat hal yang sama di dalam Anda dan bagi Anda. Agar hal ini menjadi pengalaman Anda, Anda perlu visi bahwa hayat alamiah Anda tidak berpengharapan. Setelah seluruh hayat alamiah Anda digali keluar dan disingkapkan, Anda akan menyadari bahwa alamiah merupakan suatu hal yang tidak berpengharapan, sehingga Anda tidak lagi mengandalkannya, Anda harus berpaling kepada hayat dan sifat ilahi Bapa di dalam Anda. Berpalinglah kepada hayat Bapa, tinggal bersama hayat Bapa dan hidup berdasarkan hayat Bapa. Anda dapat dengan mudah berpaling kepada hayat Bapa, sebab pada saat ini ia berada dalam roh Anda. Semata-mata hidup menurut roh Anda, semua tuntutan kebenaran hukum Taurat akan tergenapi di dalam Anda.

Karena kelemahan daging kita, kita tidak mungkin menggenapi hukum Taurat. Kita tidak dapat berbuat apa pun. Kapan saja kita menghadapi hukum Taurat, kita tidak berkutik. Karena itu, Allah mengutus putra-Nya sendiri dalam rupa tubuh daging yang berdosa dan menghakimi dosa dalam daging sehingga “tuntutan hukum Taurat dige-napi di dalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh” (Rm. 8:4). Karena ketidakmampuan yang disebabkan oleh kelemahan tubuh daging kita, maka Allah telah mengutus Putra-Nya untuk menaati hukum Taurat di aspek positif dan mati untuk kelemahan kita di aspek negatif, agar tuntutan hukum Taurat terpenuhi. Tujuan-Nya berbuat demikian ialah agar tuntutan kebenaran hukum Taurat dapat digenapi di dalam kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 20

No comments: