Pembacaan Alkitab: Mat. 7:22-29
Doa baca: Mat. 7:29
Sebab Ia mengajar mereka sebagai orang
yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka
Pada hari penghakiman ketika semua orang
beriman akan berdiri di depan takhta penghakiman Kristus, banyak orang akan
berkata kepada Tuhan bahwa mereka bernubuat, mengusir setan, dan mengadakan
banyak mukjizat demi nama-Nya, tetapi mereka akan ditolak oleh Tuhan. Tuhan tidak pernah memperkenan orang-orang yang bernubuat,
mengusir setan, dan melakukan banyak mukjizat (ayat 22) dalam nama-Nya, tetapi
tidak melakukan hal-hal itu menurut kehendak Bapa surgawi (ayat 21). Tuhan
tidak menyangkal bahwa mereka melakukan hal-hal itu. Tetapi Ia menganggap
hal-hal itu sebagai kejahatan, karena hal-hal itu tidak dilakukan berdasarkan
kehendak Bapa surgawi, tidak dilakukan sejalan dengan kehendak ilahi. Jadi,
orang-orang yang melakukan hal-hal itu, walaupun melakukannya dalam nama Tuhan,
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan akan diusir dari Tuhan,
yaitu dikucilkan dari manifestasi kerajaan pada zaman yang akan datang.
Kita nampak dari perkataan Tuhan di sini bahwa
beberapa pekerjaan dapat dilakukan demi nama Tuhan, tetapi bukan dilakukan
menurut kehendak Allah. Apakah Anda melakukan pekerjaan semacam ini, atau
apakah Anda melakukan kehendak Allah? Bahkan bernubuat dalam nama Tuhan, tetapi
bukan menurut kehendak Bapa, juga suatu macam kejahatan. Tidak hanya demikian,
mengusir setan dalam nama Tuhan dan melakukan banyak mukjizat demi nama Tuhan,
tetapi tidak menurut kehendak Allah, dalam pandangan Raja Surgawi juga sebagai
kejahatan.
Kata batu dalam ayat 24 tidak mengacu kepada Kristus, melainkan
kepada perkataan hikmat-Nya, perkataan yang mewahyukan kehendak Bapa-Nya yang di
surga. Kehidupan dan pekerjaan umat Kerajaan harus didirikan di atas perkataan
Raja baru untuk menggenapkan kehendak Bapa surgawi. Inilah yang dimaksud dengan
masuk melalui pintu yang sempit dan menempuh jalan yang sesak yang menuju
kepada hayat.
Hujan yang turun dari langit berasal dari
Allah; banjir (sungai) yang datang dari bumi berasal dari manusia; dan angin
yang bertiup dari angkasa berasal dari Iblis (ay. 25). Semuanya itu akan menguji kehidupan dan pekerjaan umat kerajaan.
Walaupun hujan datang, banjir melanda, angin menerpa, rumah yang dibangun di
atas batu tidak akan rubuh, sebab rumah itu dibangun menurut jalan sesak, jalan
melakukan kehendak Bapa. Rumah yang dibangun di atas batu, rumah yang tidak
rubuh, sama seperti pekerjaan yang dibangun dengan emas, perak, dan batu
permata, pekerjaan yang dapat bertahan terhadap api penguji (1 Kor. 3:12-13).
Pasir mengacu kepada konsepsi manusia dan cara
alamiah. Jika kita hidup dan bekerja berdasarkan konsepsi manusia dan cara
alamiah kita, berarti kehidupan dan pekerjaan kita didirikan di atas pasir,
bisa rubuh. Inilah yang dimaksud dengan masuk melalui pintu yang lebar dan
menempuh jalan yang luas yang menuju kepada kebinasaan. Rumah yang dibangun di
atas pasir, yang rubuh (ay. 27), sama
seperti pekerjaan yang dibangun dengan kayu, rumput kering, dan jerami,
pekerjaan yang akan terbakar oleh api penguji. Namun, orang yang membangun itu
sendiri akan diselamatkan (1 Kor. 3:12-15). Membangun rumah kita di atas opini
dan konsepsi kita ialah membangun rumah di atas pasir yang “tenggelam”. Ketika
hujan, banjir, dan angin menguji rumah yang dibangun di atas pasir itu, rumah
yang tidak mempunyai fondasi yang kukuh itu akan rubuh. Inilah kesimpulan Tuhan
tentang konstitusi Kerajaan Surga.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 24
No comments:
Post a Comment