Pembacaan Alkitab: Mat. 7:13-21
Doa baca: Mat. 7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.
Jika kita mengambil jalan yang sesak, kita
harus membedakan siapa nabi palsu (ay. 15). Ini
berarti bahwa pada jalan yang sesak kita harus waspada terhadap setiap macam
kepalsuan. Tentang nabi-nabi yang palsu Tuhan berkata, “Dari buahnyalah kamu
akan mengenal mereka” (ayat 16). Kita mengenal seorang nabi bukan dari
perkataannya, khotbahnya, atau pekerjaannya, melainkan dari buahnya. Seorang
pembicara yang fasih dengan kata-kata yang membujuk dapat menyesatkan banyak
orang. Janganlah mendengarkan kata-kata yang fasih atau kata-kata yang
membujuk. Sebaliknya, tunggu dan lihatlah buah macam apa yang dihasilkan.
Inilah cara untuk membedakan seorang nabi benar atau palsu. Gereja terus maju,
dan kesaksian Tuhan tersebar luas ke seluruh dunia. Sebab pintu terbuka lebar,
maka beberapa orang yang mengaku diri sebagai nabi mencoba masuk, menyatakan
bahwa mereka mengetahui beberapa perkara dan dapat melakukan banyak pekerjaan.
Biarlah mereka mengatakan semau mereka, sebab kita akan memandang kepada Tuhan
untuk membuktikan mereka dari buah mereka. Kita perlu menerapkan prinsip ini
pada setiap perkara demikian. Jangan mendengarkan perkataan yang membujuk,
tetapi lihatlah buahnya. Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
tetapi pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik pula. Setiap
pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik akan ditebang dan dibuang ke dalam
api (7:17-19).
Ayat 21 bukan menunjukkan realitas Kerajaan
Surga hari ini, melainkan manifestasi kerajaan yang akan datang. Untuk masuk ke
dalam Kerajaan Surga, kita perlu melakukan dua hal: menyeru nama Tuhan dan
melakukan kehendak Bapa yang di surga. Menyeru nama Tuhan melayakkan kita untuk
diselamatkan (Rm. 10:13), tetapi untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, kita juga
perlu melakukan kehendak Bapa yang di surga. Karena masuk ke dalam Kerajaan
Surga menuntut kita melakukan kehendak Bapa surgawi, hal ini jelas berbeda
dengan masuk ke dalam Kerajaan Allah melalui kelahiran kembali (Yoh. 3:3, 5).
Masuk Kerajaan Allah diperoleh melalui dilahirkan dari hayat ilahi; masuk
Kerajaan Surga diperoleh melalui memperhidupkan hayat itu.
Dalam bagian yang terakhir dari konstitusi
dasar ini, bukan lagi masalah negatif untuk menanggulangi temperamen, hawa
nafsu, ego (diri), daging, dan kekhawatiran kita; melainkan mutlak adalah suatu
perkara positif dalam melakukan kehendak Bapa yang di surga. Umat kerajaan
tidak untuk yang lain, melainkan untuk melakukan kehendak Bapa. Untuk melakukan
kehendak Bapa, kita perlu berjalan pada jalan yang sesak. Dalam ajaran-ajaran
ahli filsafat dunia, tidak ada hayat ilahi dan sifat ilahi, juga tidak ada
jalan ilahi. Tetapi di sini, kesimpulan akhir konstitusi dasar Kerajaan Surga ini
ialah kehendak Bapa yang di surga. Ini menunjukkan bahwa kita mempunyai seorang
Bapa yang di Surga dan kita adalah anak-anak Bapa. Namun, bagian akhir
konstitusi dasar ini tidak hanya menyinggung masalah hayat, tetapi juga masalah
kehendak Bapa. Bapa kita mempunyai satu kehendak yang harus dirampungkan, dan
kita dapat merampungkan-Nya hanya oleh hayat-Nya. Kita perlu hidup di dalam
hayat dan berdasarkan hayat Bapa yang di surga. Kehidupan semacam ini adalah
untuk melakukan kehendak Bapa.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 2, Berita 24
No comments:
Post a Comment