Hitstat

08 May 2008

Markus Volume 3 - Minggu 4 Jumat

Syarat Mengikuti Tuhan: Pikiran yang Diperbarui
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna.

Ayat Bacaan: Mrk. 8:33; Rm. 12:2; Ef. 4:23; 1 Yoh. 5:4

Agar dapat mengikuti dan melayani Tuhan, pikiran kita perlu diperbarui. Meskipun pada saat kelahiran kembali pikiran kita telah diperbarui, namun setelah itu pikiran kita bisa kembali menjadi usang. Pikiran kita menjadi sama seperti sebelum kita percaya kepada Tuhan. Tidak sedikit anak-anak Allah yang pikirannya tidak jauh berbeda dari pikiran orang-orang yang belum percaya. Ini menunjukkan bahwa walaupun roh kita sudah dihidupkan, namun pikiran kita belum tentu sudah diperbarui. Pikiran yang usang membuat kita dapat berperilaku seperti orang yang belum percaya Tuhan. Bagaimana mungkin orang yang pikirannya tidak diperbarui bisa dipakai oleh Allah? Pikiran kita tidak cukup hanya diperbarui sekali; pikiran kita harus senantiasa diperbarui dari hari ke sehari (Rm. 12:2; Ef. 4:23).
Dahulu ada seorang wanita yang sangat mencintai dunia. Pada suatu hari, di suatu tempat, ia mendengarkan seorang hamba Tuhan memberitakan firman. Pemberitaannya biasa-biasa saja, ayat yang dikutipnya adalah 1 Yohanes 5:4, “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita.” Namun, firman yang sederhana ini telah menawan hati wanita ini. Dia mendengar pengkhotbah itu menyebutkan firman ini berulang-ulang. Sebelumnya, wanita ini tidak mengerti apakah dunia itu. Tetapi pada hari itu ia nampak dengan jelas. Pada hari itu juga ia mencampakkan dunia dan bertobat. Pengenalannya yang demikian terhadap dunia berasal dari pikiran yang diterangi dan diperbarui.
Kita mungkin tidak mampu membuang suatu barang atau kesenangan kita, karena pikiran kita kekurangan terang dan belum diperbarui. Kalau pikiran kita tidak mau bekerja sama, maka firman yang masuk ke dalam kita, juga pelayanan kita akan menjadi sia-sia belaka. Pikiran yang belum diperbarui mudah sekali menjadi tumpuan bagi pekerjaan Iblis (Mrk. 8:33). Saudara-saudari, jangan mengira asal mempunyai motivasi yang baik itu sudah cukup. Kalau pikiran dan pandangan kita terhadap Allah dan pekerjaan-Nya masih tetap seperti ketika kita belum diselamatkan, ini berarti kita masih berada dalam cengkeraman Iblis dan tidak berdaya mengalahkannya.

No comments: