Hitstat

24 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 3 Minggu

Berusaha untuk Tidak Menyandung Orang Lain
Markus 9:42
Siapa saja menyesatkan (menyandung, Tl.) salah satu dari anak-anak kecil yang percaya kepada-Ku ini, lebih baik baginya jika sebuah batu giling diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.

Ayat Bacaan: Mrk. 9:38-41; 1 Kor. 8:1; 1 Kor. 8:7-10, 13

Setelah menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa semua orang beriman yang sejati adalah milik-Nya (Mrk. 9:38-41), Tuhan lalu mengingatkan murid-murid-Nya agar jangan menyandung (menyesatkan, LAI) orang lain. Perkataan Tuhan di sini boleh diartikan sebagai suatu peringatan bagi Yohanes dan murid-murid lain agar jangan sampai menyandung siapa pun di antara kaum beriman-Nya yang berbeda dengan mereka di dalam mengikuti Dia. Ini menunjukkan betapa berharganya setiap kaum beriman dalam pandangan Tuhan.
Menyebabkan orang lain tersandung, apalagi sampai membuat ia jatuh ke dalam dosa, merupakan perkara yang sangat serius. Oleh sebab itu, semua faktor yang dapat menyandung kaum beriman harus ditanggulangi. Faktor utama yang paling sering membuat orang tersandung adalah kesombongan. Yohanes melarang seseorang yang bukan pengikut mereka untuk mengusir setan dalam nama Tuhan karena dia menganggap dirinya lebih baik dari orang tersebut. Kita tidak seharusnya menganggap diri kita hebat. Sebaliknya kita perlu nampak bahwa kita bukanlah siapa-siapa dan bukanlah apa-apa. Jika kita memiliki pengenalan yang demikian, maka kita akan lebih banyak berdoa.
Pengetahuan membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun (1 Kor. 8:1). Pengetahuan seringkali menyebabkan orang lain tersandung. Karena memiliki pengetahuan, kita mungkin melakukan sesuatu yang benar menurut pengetahuan kita, namun belum dapat diterima oleh saudara yang lebih lemah atau mereka yang baru di dalam Kristus (1 Kor. 8:7-10). Paulus mengatakan dalam hal apa pun ia tidak ingin menyebabkan orang lain tersandung, bahkan dalam hal makanan sekalipun (1 Kor. 8:13).
Sikap dan perilaku kita bukan hanya tidak boleh menyandung orang lain, tetapi juga harus membangun dengan kasih. Kalau kita memiliki kasih terhadap kaum beriman, kita tentu tidak akan memandang rendah orang lain dan menyandung mereka. Sebaliknya, kita akan berupaya sekuat tenaga untuk menyuplaikan hayat guna membangun orang lain dengan hayat. Inilah sikap yang harus kita miliki dalam mengikuti Tuhan.

No comments: