Hitstat

25 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 3 Senin

Jangan Mudah Tersandung
2 Petrus 1:10
Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Ayat Bacaan: Mrk. 9:42; 2 Ptr. 1:10

Kalau kita ingin mengikuti Tuhan dengan baik, janganlah menjadi batu sandungan bagi orang lain, juga jangan mudah tersandung. Orang yang berpengetahuan dan menganggap diri sendiri lebih tinggi biasanya paling mudah menyandung orang lain. Sebaliknya, orang yang mengasihani diri sendiri, mudah sekali tersandung. Bagi orang yang mengasihani diri sendiri, perkara atau perkataan kecil sekalipun dapat membuatnya jatuh. Mengasihi diri sendiri berarti mengasihi ego. Karena ego, kita dapat menyandung orang lain; karena ego pula, kita menjadi begitu mudah tersandung. Dalam hal ini, ego kita benar-benar perlu ditanggulangi!
Jika hati kita hanya mau Allah, tidak mau yang lainnya, niscaya tidak ada satu pun perkara yang dapat menyandung kita. Bahkan andaikata semua orang menyalahpahami kita, meremehkan kita, menentang kita, kita tetap takkan tersandung. Mengapa? Sebab kita tidak mencari simpati atau pujian manusia, melainkan hanya mencari Allah belaka. Bila hati kita tulus mau Allah, maka benturan yang berat pun tidak akan mampu menjatuhkan kita. Hanya semacam orang yang mudah tersandung, yakni orang yang hatinya tidak sepenuhnya mengarah kepada Allah, orang seperti itu tinggal di dalam gelap.
Misalkan, pihak Allah itu matahari, dan pihak kita sebuah cermin. Cermin yang memantulkan sinar matahari tentulah menghadap kepada matahari. Bila menyimpang sedikit, segera kehilangan sorotan terangnya. Bila hati kita menyimpang dari Allah, saat itu pula perkataan kita menjadi kurang sehat, menyengat, menggerutu, mengungkit-ungkit, kritik kanan, kritik kiri, dan lain sebagainya. Itu merupakan bukti yang kuat bahwa kita berada di dalam gelap, bukan di dalam terang. Orang yang di dalam terang, mustahil tersandung jatuh.
Saudara saudari kekasih, kita perlu meninggalkan sifat kekanak-kanakan dan berdiri teguh dalam kebenaran. Mereka yang bertumbuh dalam hayat dan berdiri teguh dalam kebenaran tidak akan mudah tersandung oleh apapun karena pandangan mereka hanya tertuju kepada Allah dan kehendak-Nya. Betapa ruginya bila perjalanan rohani kita harus terhenti karena tersandung oleh suatu perkara atau seseorang. Kita harus keluar dari perangkap Iblis ini.

No comments: