Hitstat

10 May 2008

Markus Volume 4 - Minggu 1 Minggu

Syarat Mengikut Yesus - Menyangkal Diri
Markus 8:34
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

Ayat Bacaan: Mrk. 8:34; 2 Kor. 3:16-18

Apabila seseorang ingin mengikut Kristus, ia harus melakukan tiga hal: menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikut Kristus (Mrk. 8:34). Menurut pemahaman sebagian orang, ketika seseorang berkata bahwa saudara A atau saudari B menyangkal diri, selalu dikaitkan bagaimana mereka rela menyerahkan atau mengorbankan benda-benda material mereka, seperti pakaian, harta benda dan lain-lainnya, untuk membantu orang lain, memberikannya kepada orang lain. Memang, di dalam penyangkalan diri terdapat unsur pengorbanan barang-barang itu, tetapi pengorbanan barang-barang itu belum tentu benar-benar berarti “menyangkal diri”.
Apakah yang disebut menyangkal diri? Dalam bahasa Inggris kata “menyangkal” diterjemahkan “deny”, yang berarti “menyangkal”, “menolak” atau “mengingkari”. Karena itu, menyangkal diri berarti “menolak diri”, “tidak mengakui diri sendiri”. Jadi, jika kita mau menyangkal diri, terlebih dahulu harus menyangkal nafsu dan keinginan-keinginan kita yang terdapat dalam emosi kita. Dahulu kita mungkin menyukai sesuatu di luar Allah, sekarang kita menolaknya. Begitu kita menolak sesuatu tersebut, jiwa kita akan menderita, akan sulit menerimanya. Inilah yang disebut menyangkal diri. Di satu aspek, menyangkal diri berarti menolak keinginan jiwa kita, di aspek yang lain berarti mengarahkan hati kita kepada Allah (2 Kor. 3:16-18).
Dalam banyak hal, kita harus berlatih menyangkal diri. Kita mungkin tidak suka membicarakan hal-hal rohani kepada orang lain. Ini adalah watak kita. Kita harus belajar menyangkal watak yang demikian. Ada orang yang wataknya lamban dan suka terlambat. Orang yang demikian harus menolak wataknya dengan berusaha lebih cepat dan tidak terlambat. Ada pula orang yang wataknya suka berbicara panjang lebar tanpa henti. Orang yang demikian harus belajar menolak wataknya yang suka bicara, menahan diri, dan segera menghentikan pembicaraannya. Sebagian besar watak dan karakter kita tidak sesuai dengan Tuhan sehingga membatasi kegunaan kita di tangan-Nya. Oleh sebab itulah, Tuhan menghendaki kita menyangkal diri dan berpaling kepada-Nya. Hanya dengan jalan demikian kita dapat mengikuti Dia dengan tepat.

No comments: