Hitstat

04 May 2008

Markus Volume 3 - Minggu 4 Senin

Menyembuhkan Kebisuan Kita
Yeremia 1:6, 9
Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.”

Ayat Bacaan: Mrk. 7:33; Yes. 50:4-5; Ayb. 33:14-16; Kel. 4:10; Yer. 1:6

Ketika menyembuhkan seorang yang tuli dan bisu (gagap, LAI), Hamba-Penyelamat menusukkan jari-Nya ke dalam telinga orang itu (Mrk. 7:33). Apa yang dilakukan Tuhan melambangkan penanggulangan-Nya terhadap organ pendengaran kita (lih. Yes. 50:4-5; Ayb. 33:14-16). Kemudian, Tuhan juga meludah dan meraba lidahnya. Perbuatan Tuhan ini menandakan pengurapan-Nya atas organ bicara kita sehingga kita dapat berbicara bagi Dia.
Banyak orang tidak dapat berbicara dengan baik, tidak bisa berbicara dengan lancar, atau tidak mempunyai karunia berbicara. Ada lagi yang lain, pembawaannya memang tidak suka banyak bicara. Namun, baik seseorang itu tidak pandai berbicara atau tidak suka berbicara, begitu ia beroleh selamat, ia harus membuka mulut untuk bersaksi bagi Tuhan. Mengapa? Karena “lidah” kita sudah diurapi oleh Tuhan dan disembuhkan untuk berbicara bagi-Nya. Kita tidak seharusnya berdiam diri dengan alasan tidak pandai bicara. Pada saat yang sama, gereja juga harus memberikan dorongan bagi kaum beriman untuk bersaksi, memberikan banyak kesempatan kepada kaum beriman untuk belajar membicarakan firman Tuhan. Tanpa terkecuali, kita semua harus belajar berbicara bagi Tuhan. Meskipun kita adalah orang yang benar-benat tidak pandai bicara, kita tetap harus belajar berbicara bagi Tuhan (Kel. 4:10; Yer. 1:6).
Kita dapat belajar berbicara bagi Tuhan kepada teman-teman kita. Terhadap beberapa teman kita yang belum percaya, kita dapat memberitahu mereka tentang kesia-siaan dunia ini. Terhadap beberapa teman yang lain, kita dapat memberitahu mereka bahwa dosa adalah perkara yang sangat menakutkan karena mendatangkan hukuman Allah; bahwa dosa membuat manusia kehilangan damai sejahtera. Atau, kita pun dapat menjelaskan tentang pertobatan dan jalan keselamatan Allah. Terhadap saudara saudari seiman, kita pun dapat belajar mengutarakan firman Tuhan, baik secara pribadi maupun dalam sebuah perhimpunan atau persekutuan. Latihan yang demikian pada awalnya mungkin tidak mudah, namun bila kita setia melakukannya, pembicaraan kita akan mendatangkan faedah yang besar bagi kita sendiri, dan orang lain.

No comments: