Hitstat

03 May 2008

Markus Volume 3 - Minggu 4 Minggu

Menyembuhkan Pendengaran Kita
Mazmur 38:14
Tetapi aku ini seperti orang tuli, aku tidak mendengar, seperti orang bisu yang tidak membuka mulutnya.

Ayat Bacaan: Mrk. 7:31-37; Yes. 35:6; 56:10

Dalam Markus 7:31-37 kita melihat bagaimana Tuhan menyembuhkan seorang yang tuli dan bisu. Secara rohani, tuli dan bisu melambangkan ketidakmampuan mendengar suara Allah, tidak mampu memuji Dia (Yes. 35:6) dan tidak dapat berbicara bagi Dia (Yes. 56:10). Kebisuannya disebabkan oleh ketuliannya. Oleh sebab itu, dalam keselamatan-Nya, Hamba-Penyelamat terlebih dulu menyembuhkan telinganya yang tuli, baru kemudian menjamah lidahnya yang bisa.
Menurut ilmu kesehatan, ketulian sering merupakan penyebab kebisuan. Dalam banyak kasus, orang yang tuli juga menjadi bisu. Hal ini disebabkan kemampuan berbicara berasal dari pendengaran. Seorang anak kecil harus mendengar, baru dapat berbicara. Kita dapat mengatakan bahwa apa yang pernah ia dengar, itulah yang kemudian menjadi pembicaraannya.
Dalam dunia rohani, kita perlu berlatih mendengarkan pembicaraan Tuhan. Ketika kita mendengarkan firman, firman itu akan mempengaruhi diri kita. Kemudian kita akan mampu membicarakannya dengan lancar. Tetapi banyak juga anak-anak Allah yang tidak dapat membicarakan firman Tuhan dengan baik. Mengapa? Karena mereka tidak mendengar secara tepat. Jika kita mendengarkan firman Tuhan dengan penuh perhatian, maka firman yang kita dengar kemudian akan menjadi pembicaraan kita.
Marilah kita merenungkan pengalaman rohani kita sebagai orang Kristen. Bagaimanakah pendengaran kita terhadap firman Tuhan? Tidak sedikit orang yang segera mengantuk ketika firman diberitakan, atau merasa jenuh dengan Alkitab mereka. Dalam pertemuan ibadah kita, orang-orang muda biasanya bersemangat untuk menyanyi, namun semangat itu segera luntur ketika pemberitaan firman dimulai. Situasi demikian sungguh disayangkan.
Dalam Injil Markus, pelayanan Tuhan terus maju. Selangkah demi selangkah Tuhan merawat kita, hingga pada gilirannya menjamah pendengaran kita. Kita perlu mengatakan, “Tuhan Yesus, terima kasih atas perawatan-Mu dan penyembuhan-Mu. Tuhan, sembuhkanlah pendengaranku akan firman-Mu, sehingga pembicaraan-Mu mengubah aku dan menjadi kesaksianku.”

No comments: