Hitstat

01 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Jumat

Ditentukan untuk Hayat yang Kekal
Kisah Para Rasul 13:48
Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya

Ayat Bacaan: Kis. 13:44-52; Luk. 4:24-27

Dalam Kisah Para Rasul 13:44-52 kita melihat bahwa Paulus dan Barnabas ditolak oleh orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi menolak firman yang dibicarakan oleh Paulus dan Barnabas, karena mereka menganggap diri mereka tidak layak untuk memperoleh hayat yang kekal, yang adalah Juruselamat, Putra Allah, yang kudus yang dapat dipercayai, dan kasih karunia Allah. Dalam pasal 13:47, perkataan Paulus kepada orang-orang Yahudi yang menolak dikutip dari Yesaya 49:6, mengacu kepada Kristus sebagai Hamba Allah, yang diangkat Allah menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Dia membawa keselamatan-Nya sampai ke ujung bumi. Ka-rena Paulus bersatu dengan Kristus ketika melaksanakan keselamatan Allah di dalam Kristus, maka ia menerapkan perkataan nubuat ini kepada dirinya sendiri dalam ministri pemberitaan Injilnya; karena penolakan orang Yahudi, mereka mengalihkan Injil dari orang Yahudi kepada orang bukan Yahudi. Dalam ministri-Nya di bumi, Tuhan dalam Lukas 4:24-27 menyatakan hal yang sama kepada orang Yahudi yang keras kepala.
Penolakan seseorang terhadap Injil adalah bukti bahwa, menurut anggapannya sendiri, ia tidak layak memperoleh hayat yang kekal (ay. 46); percayanya seseorang adalah bukti bahwa ia telah ditentukan atau ditetapkan Allah untuk hayat yang kekal. Penentuan Allah atas keselamatan manusia adalah berdasarkan kedaulatan-Nya sendiri. Tetapi Dia tetap membiarkan manusia memiliki kehendak yang bebas karena Dia menghargai manusia. Seseorang mau percaya atau menolak keselamatan-Nya tergantung pada keputusannya sendiri. Hayat yang kekal sudah tersedia, tinggal kita mau terima atau tidak.
Ada kisah tentang seorang mahasiswa yang sangat terjamah oleh Injil, tetapi ibunya sangat menentang kalau ia menerima Tuhan. Jadi ia memberi tahu si pengkhotbah bahwa ia tidak akan percaya sebelum ibunya meninggal dunia. Pengkhotbah itu berkata kepadanya, “Betapa baiknya kamu sebagai anak! Setelah kamu mengirim orang tuamu ke neraka, lalu kamu pergi ke surga dengan damai.” Mahasiswa itu pun segera tersadar oleh teguran itu, lalu ia segera menerima Tuhan Sang hayat kekal itu dengan sukacita.

No comments: